Rabu, 21 Januari 2015

Deathly Sister by Nick White




Genre : PG 16, Romance, Drama, fanfic
Type : Oneshoot
Author : Nick White
Poster : Nick White
Cast : Park Jiyeon & Hyomin, Cho Kyuhyun [ Super Junior]
Kyuyeon Couple

Disclaimer: story by Nick Whte and the cast belong to GOD

Copyright © 2014

DON’T PLAGIAT
.
.
.
“Nde sunbae-nim,”
‘…………………’
“Ye”

Yeoja itu menutup ponselnya.
“Ada tugas,” Tanya rekan kerjanya.

“Korea Selatan,” Jawab Hyomin yeoja yang baru saja menutup ponsel.
“…….”

“Kau sudah selesai Jiyeon?”
“Belum, tinggal satu nyawa lagi sunbae,”

19:30 L.A. Amerika terjadi kebakaran apartement akibat pendeknya arus listrik, memakan nyawa 35 jiwa. Mengapa Jiyeon dan Hyomin berada ditempat itu? Apa yang mereka lakukan? Jawabnya

“Cepat cabut, kau membuatnya sekarat,” ujar Hyomin datar.

“Saya sedang melakukannya sunbae,” balas Jiyeon datar.

Jiyeon berdiri didepan orang yang sekarat. Telapak tangannya mengambang didepan wajah orang itu. Sebuah garis emas berbentuk lingkaran yang bermotif seperti batik dengan huruf bahasa gaid keluar dari telapak tangan Jiyeon dan berputar-putar di atas wajah orang itu, lingkarang itu disebut. Seperti asap diwajah orang tersebut yang kemudian di hisap lingkaran(dimana adegan sama persis saat dementor-Harry Potter’ menghisap sari kehidupan manusia bedanya Jiyeon menggunakan lingkaran gaid untuk menghisap nyawa). Lingkaran itu disebut Clavis.
Jiyeon selesai mengambil nyawa, lingkaran itu menghilang.

“Kita berangkat ke Korea Selatan,”
“Nde,”

Mereka berdua malaikat pencabut nyawa bersaudara. Mereka sudah melakukannya sekitar 6000 tahun lalu. Mereka juga mengalamai perkembangan, dari bentuk rupa hingga busana yang mereka kenakan. Tahun awal malaikat pencabut nyawa lebih ke image seram tak berupa manusia, karena tampak mereka seram manusia ketakutan hingga melakukan perlawanan kepada malaikat pencabut nyawa. Hal ini juga membuat kerja mereka semakin sulit. Maka berevolusi lah malaikat, mereka merubah penampilan mereka. Mereka menggunakan jubah hitam yang panjangnya hingga telapak kaki dan wajah mereka tertutup bayangan hitam.

Tahun ke tahun malaikan mengalami perubahan 13 dan tahun 2014 mereka berwujud manusia modern dengan pengetahuan mode busana. Mau tidak mau mereka mengikuti gaya manusia yang modern agar pekerjaan mereka mudah. Dan Jiyeon nyaman dengan perubahannya sekarang, tidak seperti dulu setiap manusia yang ia cabut melarikan diri bahkan menodongkan senjata hingga membaca mantra aneh.

Satu hal yang tidak berubah dari mereka yaitu ekpresi mereka, skspresi malaikat tahun ke tahun tetap saja datar. Mereka tidak bisa menangis, tertawa dan marah. Sedikit pun jika mereka senang senyuman tidak akan keluar. Karena itu mereka tidak bisa jatuh cinta?
.
.
.
.
Korea Selatan 6:21 AM Gedung dengan 27 lantai. Mereka berdua berdiri di atas gedung saling menatap satu sama lain. Udara cukup dingin dan angin cukup kencang. Tapi mereka tidak merasakannya.

“Seminggu kita punya 34 jiwa yang harus kita ambil,” ujar Hyomin.

“Saya ambil 19 jiwa, sunbae,”

“Kita berpencar, sampai bertemu 1 minggu lagi di sini dan dijam sama,” setelah kalimatnya selesai Hyomin menghilang dalam satu kali kedipan mata.

Tinggal Jiyeon sendiri. Dia mengenakan gaun hitam cukup tipis yang pajangnya selutut dan bagian kain tangan hingga pergelangan tangan. Wajah Jiyeon sangat datar dan dingin tapi tidak terlalu pucat. Jiyeon mengenakan sepatu balet merah.

Jiyeon menunggu matahari terbit, perlahan sorotan dari cahaya matahari berjalan hingga menyorot wajah Jiyeon. Jiyeon-pun berjalan menuju pembatas gedung, tiba-tiba dia sudah berada diatas pembatas, ia dapan melihat jalan raya berada dibawahnya. Jiyeon tanpa piker panjang melopat dari gedung. Di tengah-tegah gedung ia kembali menghilang menuju tempat kerja.
.
.
Jiyeon sudah berada di korea selama 3 hai dan hari ini dapat 3 jiwa yang harus dicabut. Pukul 10:00 AM Jiyeon berada dirumah sakit. Seorang ibu kehilangan kesadarannya dan tenaga saat melahirkan bayi hingga sang ibu meningeal. Jiyeon dapat meihat dokter yang berusaha keras menyelamatkan sang ibu daripada sang ibu. Tapi didaftar Kerja Jiyeon yang akan meninggal adalah sang ibu. Tangan Jiyeon sudah diatas wajah sang ibu, ia bersiap mengeluarkan clavis. Perlahan clavis muncul dan mengambang di wajah ibu itu. Mulai lah Jiyeon membaca mantranya, perlahan sari kehidupan ibu keluar terhisap oleh clavis.

Statistik jantung sang ibu pada monitor jantung merendah hingga tak menampakan pergerakan detak jantung lagi. Sang ibu telah meninggal dunia. Jiyeon selesai menghisap sari kerhidupan. Dokter pun keluar dari ruang operasi untuk memberi kabar kepada pihak keluarga sedangkan bayi sang ibu selamat. Jiyeon melihat bayi manusia menangis sedih begitu juga pihak keluarga yang ditinggalkan. Tapi apalah daya Jiyeon hanya mengerjakan kewajibannya.

Dan jam 12 siang dia harus mencabut nyawa orang sampai jam 15 sore. Pada jam 12 siang seorang anak kecil harus meninggal dunia karena mengikuti ibunya menyebrangi jalan tanpa sepetahuan sang ayah. Menurut death note, anak itu meninggal tertabrak mobil. Sang anak ditabrak mobil dengan kecepatan 120km/jam yang dikendarai oleh perampok bank yang sedang dikerja oleh sekawanan polisi.

Jiyeon berdiri santai di atas paggar jembatan penyebrangan jalan. Jiyeon tidak takut karena berdiri di pagar jembatan tidak membuatnya mati. Dari atas ia bisa melihat satu keluarga dengan anggota keluarga terdiri dari ayah, ibu dan seorang anak kecil. Mereka tampak bahagia. Beberapa menit kemudian di jam yang sudah tercatat pada death note takdir sang anak akan berakhir.
Jiyeon hanya menunggu hingga kejadian tu terjadi.

Dari arah sebelah kiri tangga seorang namja berjalan kearah Jiyeon. Namja itu terkejut melihat Jiyeon berdiri di atas pagar jembatan.

“Yak apa yang dilakukan yeoja itu?” gumam sang namja.
“Jangan-jangan!?”

Sang namja menduga Jiyeon akan bunuh diri padahal kenyataanya berbeda dengan dugaan si namja.

“Yak hajima hajima hajima!!!” namja itu berusaha berlari menuju Jiyeon mencoba menhentikan aksi Jiyeon.

Tapi mobil yang dikendarai perampok telah datang dan sang ibu sudah menyabar. Ajal sang anak sudah dekat. Disisi lain seorang namja berusaha menyelamatkan Jiyeon.

“Turun!! Turun!!” teriak sang namja pada Jiyeon tapi Jiyeon tidak tahu.

Cyiiit!!
Suara rem mendadak namun sang anak telah tertabak. Jiyeon langsung melompat dari atas mendarat dijalan. Sang anak mengalami gagal ginjal dan tulang rusuk patah, mengalami pendarahan hebat pada otak.

“Argh!” sang namja teriak. Ia terkejut melihat Jiyeon melompat, namja itu sudah berpikir Jiyeon mati.

Namja itu memeriksa keadaan di bawah. Ia tidak melihat tubuh Jiyeon remuk menghantam aspal jalan melainkan seorang anak kecil terluka parah tersungkur di jalan. Namja tersebut bingung bukan main karena iya baru saja melihat yeoja melompat tapi yeoja itu tidak ada.

“Ya ada apa ini?” tanyanya pada dirinya sendiri.

Namja itu segera turun dari jembatan, ia berlari menuju tempat kejadian. Namja itu melihat beberapa bolisi yang membekukan si perampok sedangan polisi yang lain mencegah masyarakat mengerubungi anak yang tertabarak. Namja itu benar-benar terkejut. Ia melihat sekeliling mencari keberadaan Jiyeon. Namja itu berjalan aga tergesah-gesah mencari Jiyeon dan beberapa menit kemudian ia menemukan Jiyeon berdiri di halte bus.

Sang namja kian bingung, kenapa Jiyeon tidak terluka bukanya tadi melompat? Diam-diam namja itu duduk di kursi halte mengamati punggung Jiyeon dari belakang. Sang namja mengamati telapak kaki hingga kepala Jiyeon, tidak ada bercak darah yang keluar. Dan namja itu bertanya kenapa Jiyeon menggunakan sepatu balet?
.
.
Pada jam 15 sore seorang siswi yang pulang sekolah akan mengalami serangan jantung didalam bis yang Jiyeon tunggu. Sudah 3 jam namja dan Jiyeon menunggu. Namja itu sungguh penasaran hingga rasanya mau mati.

“Jeogiyo” namja itu berusaha berbicara dengan Jiyeon tapi bukan Jiyeon yang menoleh tetapi seorang ibu-ibu disebelahnya.

“Ada apa?” Tanya si ajumma.

“Ah mianhaeyo, saya berbicara dengan yeoja yang berdiri didepan saya,” jawab si namja itu.
Ajumma memandang kedepa tetapi tak seorang pun berdiri apalagi berdiri didepan namja itu.

“Jeogiyo~ anda tidak sakit?” Tanya si namja kepada Jiyeon.

Orang disekitar halte memandang si namja dengan tatapan aneh, karena dia berbicara sendiri. Ajumma yang duduk disebelahnya pun menjaga jarak duduk pada si namja.

“Tadi saya melihat kau lompat dari jembatan, jembatan itu sangat tinggi apa anda benar-benar tidak apa-apa?” Tanya namja itu kembali tetapi Jiyeon tidak tau jika namja itu bisa melihatnya dan mengajaknya berbicara.
Sementara itu bis yang Jiyeon tunggu datang kian mendekat.

“Saya rasa anda harus pergi kerumah sakit untuk berjaga-jaga,” namja itu berusaha melihat Jiyeon dari samping, ia bisa melihat sedikit wajah Jiyeon.

“Wajah anda pucat sekali,” ujar namja itu terkejut. Bis sebentar lagi berhenti.
Jiyeon pun berdiri ditengah jalan menghadap bis sambil menunggu bis situ berhenti. Namja itu terkejut.

“Ya apa yang anda lakukan?” Tanya namja itu panik.
Bis itu kian mendekat, sang namja melihat Jiyeon dan bis bergantian.

“Menepi, bahaya cepat menepi!” ujar namja itu panik, dan semua orang yang menunggu di halte semakin memandang aneh namja itu.

“Anda bisa tertabrak!! Jangan bunuh diri!!” seru si namja. Bus itu tinggal beberapa detik lagi akan menabrak Jiyeon.

“Yaaa!!!” si namja berlari mengarah Jiyeon.

“Yak!!” teriak para ajumma dan orang yang berada dihalte, mereka terkejut melihat namja itu menghampiri bis.

Namja itu tertabrak bis dan di dalam bis mengalami serangan jantung karena melihat sopir bis menabrak si namja.

“Ya Tuhan!” sopir itu panik.
Si namja mengalami pendarahan hebat di otaknya sedangkan yeoja yang didalam bis dalam keadaan sama buruknya.

“Ya Yiseul-ah bangun!!!” teman si yeoja membangukan dirinya.

“Otteokhe!!” ucap ajumma yang melihat si namja berdarah.

“Cepat panggil ambulan!” perintah orang yang berusaha menolong si namja.

Didalam bis tak beda jauh paniknya yang berada dijalan.
Jiyeon bingung kenapa orang itu bisa tertabrak karena di death note milik Jiyeon yang meninggal bukan namja melainkan yeoja. Jiyeon hanya bisa menyimpan pertanyaannya dan menyasikan. Setelah beberapa menit 2 ambulan datang, mereka mengangkut si namja dan yeoja yang berada di dalam bis menuju rumah sakit. Ikut masuk kedalam ambulan dimana si namja berada. Jiyeon terus memandangi si namja hingga sampai ke rumah sakit. Begitu banyak darah yang namja itu keluarkan.

Sesampai di rumah sakit, si yeoja dan namja dilarikan di ruang ICU. Jiyeon mengikuti paramedis yang membawa yeoja tersebut karena dicatatannya yeoja itu sebentar lagi akan mati. Seperti biasa sesampai di ruangan ICU Jiyeon menyasikan proses penyelamatan oleh para dokter, waktu dikit demi sedikit ajal yeoja tersebut kian dekat. Jiyeon beraksi untuk mengambil sari kehidupan yeoja tersebut.

Tangan Jiyeon sudah berada di atas wajah yeoja tersebut, Jiyeon pun mengeluarkan clavis miliknya. Perlahan-lahan sari kehidupan yeoja tersebut keluar dan terhisap ke dalam clavis milik Jiyeon. Setelah beberapa menit kemudian sari kehidupan yeoja tersebut telah habis terhisap dan yeoja tersebut telah tak bernyawa lagi. Dan suara monitor jantung yang terdengar.

Jiyeon pun keluar dari rungan ICU. Ia melihat pihak keluarga yeoja menangis apalagi saat dokter memberitahu mereka bahwa anak mereka meninggal dunia. Jiyeon sudah menganggap hal ini wajar bagi manusia, Jiyeon terus melanjutkan perjalanannya. Ditengah-tengah koridor ponsel Jiyeon berbunyi. Jiyeon mengankat ponselnya sambil berjalan.

“Nde sunbae-nim” jawab Jiyeon.

‘Dimana kau, seorang roh berada di dalam alam pertama’

“Saya tidak ada hubunganya dengan itu, sunbae-nim,”

‘Lihat kembali di dalam death note dan kemari,’ orang yang menghubungi Jiyeon langsung menutup ponselnya.

Jiyeon berhenti dan melihat death note miliknya. Setelah ia membaca kembali takdir yeoja tersebut ternyata Jiyeon kelewatan sesuatu. Lantas Jiyeon menuju kea lam pertama. Alam pertama adalah alam dimana tempat roh manusia yang dikumpulkan saat mereka sedang mengalami koma, alam antara hidup dan mati. Disana mereka bisa saja meninggal atau hidup kembali sesuai kemauan mereka.
.
.
.
“Dimana aku?!” Tanya-nya pada dirinya sendiri.

“Halo!! Apa di sini ada orang?!” teriaknya.

Dia tidak menyadari jika dia berada di antara hidup dan mati, alam pertama. Disana dia terus berjalan memandangi alam sekitar yang hanya ada langit biru dan hamparan padang rumput yang luas. Tidak ada pohon bahkan tak berujung, luas dan hampa.

“Yak ada orang tidak!?” teriaknya lagi.
“Siapa saja tolong!!” namja itu terus berjalan.

Sekian lama ia berjalan akhirnya dia duduk di atas rumput.

“Ya michinkatda, berapa luas tempat ini~ … dimana aku sebenarnya . . . “

“Tolong aku!!!” teriaknya lagi.

Jiyeon pun mucul dalam kedipan mata di hadapan si namja. Namja itu terkejut melihat kedatangan Jiyeon yang tiba-tiba.

“Omo!” seru si namja.

“Siapa anda? Bagaimana ada bisa muncul seperti itu? Jangan-jangan anda hantu!?” Tanya si namja ketakutan.

“Bukan” jawab singkat Jiyeon.

“Lalu bagaimana anda bisa muncul dengan seperti itu?” Tanya si namja yang masih ketakutan.

“Saya malaikat pencabut nyawa” jawab Jiyeon datar.

“Kenapa kau tidak punya sayap dan dimana arit yang digunakan untuk mencabut nyawa?”

“Kita tidak lagi menggunakan sayap lagi sejak 1000 tahun yang lalu,”

Namja itu berdiri dan memandangi Jiyeon.

“Berarti saya mati!?” ujarnya terkejut, “masih banyak yang ingin kulakukan, aku ingin menjadi actor, mempunyai istri seorang penyanyi dan memiliki anak 3. Dua laki-laki dan satu perempuan. Kenapa saya mati di umur muda!!” namja itu frustasi.

“Kau belum mati.”

“Jinjja?” mendengar itu namja tersebut diam menjadi tenang.

“Kau belum mati.”

“Syukurlah!!! Berarti impian ku masih bisa ku tepati!” ujarnya lega.

“Ngomong-ngomong dimana kita sekarang, tempat apa ini?” imbuh si namja.

“Alam pertama,”
“Alam pertama?”

“Alam tempat roh yang di dunia sedang mengalami koma.”
“Mwo!? Jadi saya sedang koma?” namja itu kembali terkejut.

“Nde,”
“Waeyo …. Wae saya bisa koma?!”

“Pada pukul 15:24 sore kau tertabrak bis karena berusaha menolong ku.”

“Menolong anda?” namja itu seperti ingat sesuatu.

Namja itu berusaha mengingat kejadian saat di dunia. Ia memandang Jiyeon dari atas kebawah, ia melihat sepatu balet Jiyeon. Ia seperti pernah melihat sepatu itu.

“OKH!!” dan namja itu ingat, “anda orang yang melompat di jembatan lalu hamper tertabrak bis lalu… lalu …” namja itu berhenti untuk berpikir sejenak, “ternyata orang yang saya tolong adalah malaikat dan malah saya yang tertabrak hingga koma . . . uwah. . . bodohnya aku~”

“ . . . . . “

“Lalu apa yang kita lakukan disini?”

“Kau punya dua pilihan yang harus kau pilih,” tiba-tiba muncul dua kain di tangan Jiyeon, tangan kanan membawa kain berwana abu-abu dan tangan kiri membawa kain crem.

“Saya harus memilih kain ini,”
“Pilihan kau akan menentukan segalanya,”
“Hidup atau mati?”
“Benar”

Namja itu memandangi kedua kain tersebut.

“Bisakah anda memilihkan kain itu untuk saya,”

“………” kain yang ada di tangan Jiyeon menghilang.

“Okh? Apa yang terjadi? Saya akan mati?” Tanya-nya panik.

“Tidak, anda akan tetap hidup,”

“Ahh aku memilih dengan baik…. Untung . . . untung . . . “ , “Lalu apa yang terjadi selanjutnya?”

“Kau akan menunggu sampai dirimu pulih,”
“Apa akan lama?”
“Waktu di sini dan di dunia sangat berbeda,”
“Kata lain saya bisa hidup semau saya,”
“Nde,”

“Kalau waktu di dunia, saya akan pulih berapa hari lagi?”

“Empat hari lagi”

“Apakah saat saya bangun apa ingatan saya kan hilang?”

“Kau bisa memutuskannya sendiri,”
“Kalau begitu jangan hilangkan ingatan saya,”

“…….”

“Apa saya bisa meminta sesuatu, saya ingin menikmat menjadi roh di dunia, bisa kah?”

“Bisa,”

“Jinjja!? Uwah daebak! Berbeda sekali dengan drama yang ada di TV,”

“ . . . . . “
“Kalau begitu saya boleh ikut anda,”
“Nde,”
“Daebak ~ “
“. . . . “

“Oh iya, nama saya Kyuhyun, Cho Kyuhyun. Anda?”

“Park Jiyeon”
“Umur anda?”
“1.502.836 juta tahun cahaya di dunia, 21 di alam gaib.”
“Daebak~ berapa tahun untuk maknae?”
“Aku maknae”

“Jinjja Daebak~ ! Boleh kah saya berbicara in-formal pada anda,”

“Silahkan”
.
.
Mereka berdua turun ke bumi. Kyuhyun dan Jiyeon berada di rumah sakit dimana Kyuhyun dirawat. Kyuhyun melihat dirinya sendiri terbaring lemah di kasur.

“Walaupun koma wajah ku tetap tampan kheee~ “ pujinya pada dirinya sendiri.

“……” Jiyeon pun pergi berjalan ke suatu tempat.
Kyuhyun mengikutinya dari belakang.

“Kau pergi kemana, apa kau akan mencabut nyawa seseorang?”

“Aku akan melakukannya besok,”

“Lalu kita pergi kemana?”

“Ke atap gedung,”
.
.
Mereka berdua berada di atap gedung apartement. Kyuhyun melihat sekeliling, ia bertanya-tanya kenapa mereka di atap gedung yang sangat tinggi ini hanya diam saja menatap pemandangan kota.yang kian gelap.

“Mnn kenapa kita diam?” Tanya Kyuhyun.
“Menunggu esok hari”

“Diam saja hingga besok? Apa semua malaikat melakukan ini, menunggu sampai hari esok tanpa melakukan hal apapun?” Tanya Kyuhyun tak percaya.

“Aku bukan manusia, kehidupan kita berbeda karena malaikat tak punya nafsu dan keinginan,”

“Tapi kalian boleh melakukan yang apapun kan?” Jiyeon mangguk-mangguk.

“Ini belum terlalu malam,”

Kyuhyun berjalan menuju Jiyeon, ia menggandeng tangan Jiyeon lalu menarik Jiyeon menuju pagar gedung. Ia berdiri di atas pagar bersama Jiyeon. Wajah Kyuhyun sedikit menampakan raut wajah takut tapi ia keliatan senang, chujin melihat kebawah, benar-benar sangat tinggi. Chujin dapat melihat mobil yang banyak berjalan di bawah sana. Bila manusia berdiri di pagar itu pasti akan mati.

Kyuhyun menoleh ke samping yaitu kearah Jiyeon, Jiyeon berbalik dan menatap Kyuhyun. Wajah Jiyeon sama sekali tenang dan datar tapi begitu cantik. Kyuhyun terpesona melihatnya.

“Ehmn,” suara saat Kyuhyun membersihkan tenggorokannya.

Kyuhyun tiba-tiba salah tingkah dihadapan Jiyeon, ia mengalihkan pandangannya kebawah.

“Aku tidak apa-apa kan jika melompat dari sini?” Jiyeon menganggukkan kepala.

Kyuhyun mengeratkan gengaman tangannya pada Jiyeon. Kyuhyun mengmbil nafas yang saat ini tidak ia butuhkan dalam wujud roh. Kyuhyun pun melompat sambil menarik Jiyeon bersamanya.

“Waaaaaaaa!!!!!!”, “Omma !!! Omma!! WARGHHHHHH!!!”

Kyuhyun berteriak hingga satu menit hingga ia tersedak. Kyuhyun berusaha membuka matanya pelan-pelan, pandangan kian menjelas hingga ia berhasil membuka matanya. Tanah masih jauh di depan mata, mereka jatuh seperti kerta terombang ambing angin, pelan. Gravitasi tak berlaku pada makhluk gaib.
Kyuhyun menoleh kearah Jiyeon yang sedang memandanginya sejak melompat dari gedung, wajah Jiyeon masih tenang dan datar.

“Daebak~”
Kyuhyun melepas gandengannya, ia mencoba melakukan salto.

“Daebak!”
Ia melakukan salto 3 kali. Sekarang ia mencoba terbang seperti burung, ia menepakkan kedua tangannya. Kyuhyun mencoba terbang kekanan dan kiri, ia terbang bagaikan burung, bebas.

“Yahoooooooo!! Hahahaha!”
“……….”

“Huu!!! I belive I can fly!” Kyuhyun pun menyanyi dengan girang.
Setelah bersenang-senang mereka mendarat pelan-pelan. Orang yang berlalu-lalang tak melihat keberadaan mereka, tubuh mereka tertembus saat orang berjalan kearah mereka. Kyuhyun tak henti-hentinya kagum melihat badannya yang ditembus orang.

“Wow ~ jadi seperti ini rasanya ditembus orang,” Kyuhyun meraba-raba tubuhnya lalu meraba perutnya.

“Aku ingin makan tapi aku tidak merasa lapar. Kita bisa makan makanan manusia?”

“Malaikat tidak makan dan tidak minum,”
“Tapi boleh makan?”
“Eoh,”

“Bagus! Aku ingin mencoba makan selagi menjadi roh, OKH! Aku tau kita makan di restoran mahal hahaha! Sudah lama aku ingin makan makanan mahal apalagi gratis, asik!”

Kyuhyun menggandeng tangan Jiyeon menariknya untuk berlari menuju restaurant yang dekat dengan gedung apartement disebelah mereka. Sebuah taman yang indah mereka lalui, kolam renang dan tempat parkir hingga restaurant didepan mata mereka. Kyuhyun menarik Jiyeon kepintu yang menuju dapur.

Para koki sedang memasak makanan, terlihat beguti ramai dan banyak makanan. Beberapa hidangan siap di meja untuk dihantarkan kepada pelanggan. Hidangan utama steak berserta hidangan pembuka dan penutup, lengakap sudah. Kyuhyun benar-benar terhiur melihat masakan mahal itu. Ia mencoba memegang sendok yang didepanya tapi sendok itu tembus, ia mencoba berulang kali hingga akhirnya a mencoba dengan tangan.

“Wahh! Aku bisa memegang daging ini!” Kyuhyun memakannya dengan lahap, mulutnya penuh dengan sisa saus.
Setelah selesai memakan steak Kyuhyun memakan hidangan pembuka yaitu salad kemudian memakan dessert, cheese cake.

“Wahaha enak sekali~” makanan itu oun habis.

Sementara itu seorang waiter datang untuk mengantar pesanan yang dimakan Kyuhyun. Ia hanya melihat 3 piring kosong tersaji di meja.

“Hyung! Mana makananya, disini tidak ada,” teriak si waiter.

“Ada di meja saji!”

“Jangan bergura, sekarang tamu kita banyak, mana makanannya!?”
Chef dapur mendekat ke meja hiding, ia kebingungan melihat piring yang tadinya ada makananya sekarang menghilang.

“Tadi perasaan aku sudah menaruhnya disini, aishh!” chef itu kembali ke stand-nya untuk memasak lagi.

“Cepat hyung! Dan meja 13 pesan paket menu A!”

“Arraseo!” mengantarkan hidangan satunya ke meja pesanan.
Sepiring pasta dan kepiting dihidangkan di meja saji. Dengan cepat Kyuhyun menyambar makan yang ada di depannya. Pertama ia memakan lahap pasta, setelah habis ia memakan kepiting. Tiba-tiba ia sadar akan kehadiran Jiyeon, iya benar, Kyuhyun melupakan keberadaan Jiyeon disampingnya. Jiyeon hanya berdiri disamping Kyuhyun memandangi kesibukan dapur.

“Kau tidak mau mencoba makanan?”
“ . . . . . “ Jiyeon diam.

“Cobalah,” Kyuhyun menodong Jiyeon dengan capit kepiting.
Jiyeon terlihat berpikir, ia bergantian melihat Kyuhyun dan capit kepiting akhirnya Jiyeon mengambil capit kepiting lalu menggigit capit kepiting hingga menimbulkan suara krek. Kyuhyun kagum dengan gigi Jiyeon yang mampun menghancurkan kerasnya kulit kepiting. Jiyeon memakan semuanya termasuk kulit kepiting sekaligus, mulut Kyuhyun menganga saking kagumnya. Kyuhyun berusaha menelan salivanya yang mengganjal di kerongkongan.

“Gimana rasanya?”
“Tidak tau,”
“Rasa seperti itu manusia menyebutnya enak,”
“Enak?”
“Enak,”

Kyuhyun kembali memberikan Jiyeon sebuah es krim yang tersaji di meja. Kyuhyun memegang es krim itu dengan tangannya lalu ia berikan kepada Jiyeon, Jiyeon memegang es krim lalu memasukanya kedalam mulut. Ia menelan utuh es krim itu.

“Gimana?”
“Aku tidak tau,”
“Itu namanya es krim, rasanya manis dan dingin,”
“Manis dan dingin?”
“Manis dan dingin”

Mereka memakan semua makan hingga koki dan chef kewelahan membuat makannya yang terus menghilang, karena mereka restaurant ini menjadi sepi tanpa pengujung. Waiter, koki dan chef saling menyalahkan satu sama lain. Kyuhyun tertawa melihat keributan didaput yang disebab kan ulahnya.

Kyuhyun pun kembali menarik Jiyeon ketempat lain, ia mengajak Jiyeon di pasar malam. Kyuhyun Nampak bahagia sedangkan Jiyeon tetap dengan ekspresi datar. Kyuhyun memberi makan Jiyeon ddeoboki, sate ikan, jjajangmyun dan masih banyak lagi makan yang mereka makan.

“Ddeoboki rasanya pedas,”
“Pedas?”

“Pedas seperti ini,” Kyuhyun memeragakan ekpresi kepedasan, “Huhhh haaa haah ~ seperti itu”

“Huuuh haa . . “ dan Jiyeon memeragakannya dengan ekspresi datar.

“Sate ikan rasanya enak seperti,” Kyuhyun lagi-lagi memeragakan ala gaya iklan, “uwahh massita ^0^ !!”

“Uwah massita . . . “ tetap datar yang Jiyeon tampakan di wajahnya.

Kyuhyun memberi Jiyeon kecap asin, “coba kau minum ini,” lalu Jiyeon meminum kecap asin itu hingga habis.

“Daebak ~ “
“…………”

“Itu asin, seperti, kha!!!” Kyuhyun memperagakan wajah drep dan Jiyeon menirukanya dengan ekspresi datar tentunya.

“Wahahhahah . . . walaupun drep tetap saja datar ahahahha XD !!”

Selesai makan mereka menuju ke toko baju, Kyuhyun memilih baju dan celana untuknya, ia memncoba baju yang ia pilih lalu memperlihatkan kepada Jiyeon. Kyuhyun mengambil 6 baju dan 10 macam celana. Kyuhyun membungkus busananya sendiri, dia sangat bahagia, kapan lagi ia bisa makan dan mengambil apapun secara gratis tanpa takut terpenjara.

“Wahaha ternyata koma tidak buruk,”
“ . . . . .”
“Kau tidak memilih baju?”
“Tidak,”
“Kau tidak pernah ganti baju?”
“Tidak jika akan mengalami perubahan lagi,”
“Kapan itu terjadi?”
“1000 kalau tidak 1362 tahun sekali,”

“Uwa ~ “ mulut Kyuhyun menganga, “kau harus mencoba baju yang cocok untuk mu, baju yang kau kenakan bagus tapi kurang cocok dengan wajah mu yang cantik,”

“ . . . . . . “

Kyuhyun memilihkan baju untuk Jiyeon kenakan, warna yang cerah, pink dan biru muda. Kyuhyun juga memilihkanya sepatu untuk Jiyeon. Setelah selesai memilih baju, Kyuhyun mendorong Jiyeon dalam kamar ganti. Jiyeon mencoba semua baju yang Kyuhyun pilih. Dari sekian pakaian Kyuhyun memilih drees pink dan sepatu putih. Jiyeon terlihat manis dengan warna cerah walaupun wajahnya tetap datar.

“Wah~ yeoppotda ~ “
“ . . . . . . . . “

“Saat kau mendengarkan kata pujian, yeoppotda, manusia akan bilang terimakasih. Cobalah kau mengucapkan terimakasih,”

“Gomawo”
“Nah, begitu hahaha”

Selesai bersenang senang mereka kembali ke rumah sakit menyimpan baju yang tadi ia beli di lemari untuk ia pakai setelah ia pulih dari koma, kemudian mereka pergi ke Apartment. Kyuhyun mengajak Jiyeon untuk tinggal di kamar daripada diam tak melakukan apa-apa di atap. Mereka masuk kedalam kamar yang paling mewah, ruangan itu sangat luas dan mempunyai dua kamar. Perabotannya pun sangat lengkap. Selama hidupnya Kyuhyun baru merasakan kemewahan.

Kyuhyun sibuk berkeliling di ruangan, memeriksa kamar tidur, dapur, kamar mandi dan ruangan lainnya. Akhir dari tour Kyuhyun duduk di sofa sambil memeriksa chanel TV sementara itu Jiyeon sejak masuk ruangan hanya berdiri dan diam memandang padangan kosong kedepan. Kyuhyun tersadar jika ia di sini bersama Jiyeon, ia menoleh kearah Jiyeon yang terdiam kaku.

“Duduklah Jiyeon,”
“ . . . . . . “ Jiyeon tetap diam.

Kyuhyun pun menarik tangannya menuju sofa lalu mendorong pelan tubuh Jiyeon untuk duduk di sofa. Jiyeon duduk mengahadap tv, tubuhnya masih terlihat kaku, ia duduk dengan tegak seperti murid yang sedang terkena hukuman.

“Duduk lah dengan santai,”
“ . . . . . . “ tapi tetap saja terlihat kaku.

“Emn disini ada dua kamar silahkan pakai yang mana,”
“. . . . . . . . “

“Dua-duanya bagus, kau pilih saja yang kau suka,”

“ . . . . . . . . “
“Kau tidak tidur?”
“Kami tidak tidur dan tidak bisa lelah,”
“Kenapa?”
“Karena kita beda,”

“Emnn . . . . walaupun aku juga tidak mengantuk tapi aku ingin tidur, karena tidur sangat menyenangkan apalagi bangun tidur sepuasnya. Hidup manusia melelahkan banyak masalah maka dari itu manusia butuh tidur. Manusia hanya bisa tidur puas saat liburan, apa kalian punya hari libur?”

“Tidak,”
“Perkerjaan kalian tidak ada hentinya?”
“Eoh,”
“Uwah, kalian punya jadwal kerja?”
“Tidak,”

“Lalu jika ada nyawa yang harus di cabut kalian tau dari mana?”

“Death note,”

“Death note?! Daebak! Jadi kalian menulis nama orang yang akan kalian cabut di death note?”

“Tidak,”
“Lalu?”

“Kita membaca takdir manusia lalu menunggu ajal tiba, setelah kejadian terjadi baru kita ambil sari kehidupan menggunakan clavis,”

“Apa itu clavis,”
“Pengikat jiwa,”
“Daebak”

Mereka berbincang sangat lama. Kemudian Kyuhyun memutuskan untuk tidur di kamar meninggalkan Jiyeon yang duduk sendiri sambal memandang tv yang sedang menyala. Jiyeon tak begitu tau maksud dan tak paham apa yang ia tonton. Ia melihat iklan, video klip kpopo bahkan drama ia tonton hingga pagi, pikiranya kosong sama sekali tak merasakan apapun seperti mendengarkan pelajaran yang susah. Masuk ketelinga kanan tapi terlontar keluar.

Di kesunyian ponsel miliknya berdering. Jiyeon mengangkat ponselnya.

“Nde sunbae-nim”

‘Kau sedang mendapat kasus pintu satu?” Tanya hyomin.

“Nde~”
Yang dimaksud kasus pintu satu adalah kasus disaat malaikat mendapatkan pekerjaan mengurus roh manusia yang berada di alam pertama. Kasus ini baru pertama kali Jiyeon lakukan.

‘Tinggal 3 hari lagi aku selesai, aku bisa membantu mu,’
“Gamsahamnida,”
.
.
.
D-3 menjelang pulih Kyuhyun. Hari ini Jiyeon mencabut nyawa 5 orang. Mereka berdua berpindah tempat dari Daegu ke Busan lalu berada di Seoul ke Incheon dan terakhir ke Seoul lagi. Dalam perjalanan mereka menggunakan transportasi ini semua usul dari kemauan Kyuhyun yang mendambakan naik pesawat tanpa membayar, karena saat menjadi roh kapan lagi akan menikmati fasilitas mewah sepuasnya.

Kyuhyun bingung pertama kali menunggu ajal manusia, ia hanya diam bersama Jiyeon berjam-jam di tepi jalan saat di Seoul. Saat ajal manusia tiba, Kyuhyun terkejut melihat peristiwa yang mencabut nyawa manusia. Ia melihat seorang kakek terjatuh dari gedung saat membersihkan kaca, banyak darah yang keluar dan tulang-tulangnya patah seketika. Semua orang yang melihatnya histeris ketakutan, salah satu orang berusaha menyelamatkan dan menghubungi ambulan.

Jiyeon mendekat ke tempat kakek itu jatuh disusul Kyuhyun. Kyuhyun berdiri disampingnya lalu mengeluarkan clavis dari tangannya, Kyuhyun tercenga melihat penampakan pertama saat malaikan mencabut nyawa manusia. Apa lagi saat melihat sari kehidupan manusia itu muncul dan terhisap kedalam clavis.

“Uwah wah ~ jadi itu namanya clavis . . . “

Jiyeon pun selesai mengambil nyawa kakek itu kemudia ia berjalan meninggalkan tempat, Kyuhyun menyusulnya dari belakang.

“Uwah tadi keren sekali, seperti dementor tapi caranya beda”

“ . . . . . . . “
“Lalu kemana roh itu dibawa?”
“Ruang persidangan,”
“Apa yang mereka lakukan disana?”

“Mereka akan ditontonkan dari masa ia dilahirkan sampai meninggal, lalu diadili,”

“Uwaahhh . . . daebak jinjja daebak ~”
“ . . . . . . “
“Sekarang kita pergi kemana?”
“Busan”
“Jalan kaki?”
“Teleport”

“Aku punya ide bagus dari pada menggunakan teleport,”

Dan mereka berdua naik persawat di kelas satu.
“Ini rasanya !! Ini rasanya hahahahaha ! “ Kyuhyun kegirangan.
.
.
Sesampai di Busan mereka berdua berada di rumah sakit untuk mencabut nyawa seorang anak penderita kanker, lagi-lagi Kyuhyun menyasikan tontonan yang memukau dan memilukan. Kyuhyun sedikit pilu saat melihat orang tua si anak menangis saat tau anaknya meninggal dunia. Bagaimana pun juga itu sudah tertulis di death note dan tidak bisa di rubah.

Dari Busan mereka menuju Seoul. Tiba pukul 11 di tempat sungai Han, aka nada seorang namja yang melompat dari jembatan untuk bunuh diri dengan menenggelamkan diri. Mereka berdua menunggu namja itu lompat. Saat si namja melompat kedalam sungai, si namja membiarkan air memasuki paru-parunya hingga ia meninggal. Dan disaat itu polisi datang mengankat jasadnya. Jiyeon mengambil sari kehidupan si namja di kapal penyelamat.

Dan seterusnya ia mencabut nyawa hingga nyawa terakhir di Seoul. Klub malam pukul 21. Seorang namja mati karena perkelahin didalam klub. Sambil menunggu Kyuhyun berjoget tak-jelas-gerakannya yang terlihat dia menari seperti robot seiring irama music DJ.

Tiba-tiba Kyuhyun melihat ibunya sedang pesta miras bersama namja lain, Kyuhyun berhenti menari seketika, wajah manapakan betapa ia marah dan benci melihatnya. Semenjak ayah Kyuhyun meninggal ibu Kyuhyun harus berkerja lebih keras untuk membiayai sekolah Kyuhyun, ibu Kyuhyun mengambil kerja tambahan sebagai yeoja pendamping namja yang minum di klub.

Kyuhyun sudah tau bila ibunya berkerja di klub tapi baru kali ini ia melihat langsung betapa memalukannya perkerjaan ibunya. Sejak meninggalnya sang ayah hubungan Kyuhyun dan ibunya menjadi renggang semakin renggang karena pekerjaan ibunya. Hari ini perasaan benci terhadap ibunya kian bertambah.

Sementara itu ajal seorang namja tiba, namja itu berkelahi melawan satu orang. Mereka adu pukul dengan botol minuman, pengunjung klub keluar dari klub karena ketakutan.

Kyuhyun pun memiliki ide, ia mendekati meja dimana tempat duduk ibunya dan namja lain. Ia membuat ulah jail. Ia menampar dengan keras namja yang mencium ibunya. PLAK!

“Agrh! Kau menampar ku!!” bentak si namja pada ibu Kyuhyun.

“Ani yeobbo~ tangan ku dari tadi memegang kerah mu,” belanya manja.

Kyuhyun lagi-lagi berbuat ulah, ia menjitak kepala si namja itu, TAK! Lantas namja itu sontak berdiri menggenggam botol.

“NUGU-YA!” teriaknya marah.
“Yeobbo waeguere?” ibu Kyuhyun panik.
Aksi Kyuhyun tak berhenti disitu, ia kembali menjitak kepala namja tersebut. Namja itu kesakitan dan mengayun-ayunkan botol kesegala arah.

“Nugu-ya! Keluar lah tunjukan siapa kau!” tantang si namja yang ketakutan

Kyuhyun memukul perut si namja hingga tubuh si namja membungkuk, kemudian ia memukul punggung namja itu hingga tersengkur di lantai. Kyuhyun menendang-nendang perut si namja hingga namja itu babak belur dan mengeluarkan darah dari mulutnya.

Ibu Kyuhyun histeris melihat namja yang ia temani tiba-tiba babak belur. Beliau teriak-teriak minta tolong. Jiyeon yang sedang mencabutnya seseorang melihat Kyuhyun yang tengah menghabisi manusia.

“Yeobbo yaaa!!! Yeobbo!!! Tolong … tolong … tolong!! Aaaaaa!!!” teriak ibu Kyuhyuno.

Puas menghabisi namja itu, Kyuhyun keluar klub menunggu Jiyeon selesai mencabut nyawa. Tak lama kemudian Jiyeon keluar dan berdiri di depan Kyuhyun. Kyuhyun langsung menarik Jiyeon ke suatu tempat.
.
.
Mereka tiba di rumah sakit dimana tubuh Kyuhyun terbaring lemah, Kyuhyun berdiri disebelah tubunya bersama Jiyeon. Mereka terdiam satu sama lain memandangai tubuh Kyuhyun, yang terdengar hanyalah suara monitor jantung.

Tubuh Kyuhyun terpasang dua impus berbeda, didadanya tertempel alat untuk mengindekasi jantung, dan di wajahnya ia menggunakan alat bantu nafas.

“Menyedihkan . . . “ ujarnya lemah.
“ . . . . .”

“Kau terbaring disini dan apa yang ibu mu lakukan, dia bersenang-senang dengan namja lain di klub. Tak sedikit pun mencemaskan keadaan mu, tak memperdulikan mu yang sedang sakit. Ibu mu lebih perduli dengan uang . . . namja . . . minuman dan uang . . . ” ujarnya pada dirinya yang terbaring.

“Menyedihkan . . . . kau tidak ada artinya lagi untuk ibu mu, kau juga tidak bisa menghentikan ibu mu. Itu salah mu. Salah mu . . . harusnya kau tak usah lahir saja, maka kau tidak akan merasakan kesepian seperti ini, bukan?”

“Apa aku harus mati dan mengubur mimpi ku . . . “
“ . . . . . . . .”

Airmata Kyuhyun pun tak bisa terbendung lagi, ia meneteskan airmatanya, ia berbalik dan memeluk Jiyeon. Kyuhyun menyandarkan wajahnya di pundak Jiyeon dan membasahinya dengan airmata. Kyuhyun menangis hingga tersendat-sendat.

Jiyeon tak bisa berbuat banyak kecuali diam. Ia tidak tau harus melakukan apa dan ia juga tidak tau peresaan apa yang terjadi pada Kyuhyun dan dirinya, begitu susah dipahami bagi dirinya seorang malaikat yang tak memiliki peresaan dan emosi.

“Jika kau melihat seseorang menangis karena mu atau karena orang lain, tepuk lah punggung orang itu agar dia tenang,”

“Karena manusia tak luput dari salah, mereka akan meminta maaf jika menyesal sekalipun mereka tidak berbuat salah,”

“. . . . . . ”
.
.
D-2 menjelang pulihnya Kyuhyun.
Hari ini ada 4 jiwa yang di cabut, seperti biasa mereka berpindah tempat dan selesai pada pukul 5 sore. Mereka berada di Busan sedang menonton film di bioskop, tentu saja di tempat kelas 1, tempat mahal dan mewah. Terdapat 3 pasangan kekasih yang menonton film ditambah roh dan malaikat pencabut nyawa, mereka menonton di tempat duduk yang berada dibaris tengah. Kyuhyun membawa popcorn dan soda.

Kyuhyun dapat menyasikan berbeda dengan Jiyeon, ia menonton tapi tak dapat mengerti apa yang ia tonton, seperti saat siswa menghadapi ujian matematika. Jiyeon datar sedangkan Kyuhyun tertawa. Kyuhyun menoleh kearah Jiyeon, tawanya terhenti saat melihat Jiyeon tetap saja datar tak berekspresi.

“Kau tidak tertawa atau film ini tidak lucu bagi mu?”
“Aku tidak tau,”

“Cobalah tersenyum seperti ini,” Kyuhyun tersenyum memperlihatkan deretan gigi putih miliknya.

“ . . . . “ Jiyeon mencoba tapi tetap saja tidak bisa.
“Susah?”
“ . . . . “

Kedua telunjuk Kyuhyun menyentuh kedua sudut bibir Jiyeon, ia menarik kedua sudut bibir Jiyeon keatas membuatnya tampak tersenyum.

“Katakan hi . .”
“Hi” dan wajah Jiyeon seperti orang tersenyum yang dipaksakan.

Mata Jiyeon menatap Kyuhyun terlalu serius hingga Kyuhyun merasa canggung, Kyuhyun melepaskan tangannya lalu kembali memakan popcorn. Ia berusaha mengalihkan pandangannya dari Jiyeon. Tanpa ia sadari Kyuhyun terpukau dengan wajah Jiyeon.

Tiba-tiba actor dan aktris mereka beradegan ciuman. Soda yang ia minum menyembur dari mulut Kyuhyun karena saking terkejutnya, kini Kyuhyun tersedak, ia menepuk dadanya berulangkali.
“Uhuk uhuk .. uhuk . . .”

Dan Kyuhyun jadi salah tingkah sendiri. Ia tidak makan tidak minum dan juga tidak focus menonton film. Ia melirik Kearah Jiyeon. Jiyeon tetap saja datar.

“Emnn . . “ dehemnya.
“ . . . . . “ Jiyeon menoleh kearah Kyuhyun.

“A-ani . . “ ujarnya canggung. Jiyeon kembali memandang layar begitu juga Kyuhyun.

“Aku penasaran . . . apa kalian juga melakukan hal itu?” Tanya-nya ragu. Jiyeon menoleh kearah Kyuhyun begitu juga Kyuhyun yang menoleh kearah Jiyeon.

“ . . . . . .”
“Apa kalian berciuman?” Tanya-nya ragu.
“Tidak,”
“Kenapa?”
“Malaikat tidak bisa jatuh cinta,”
“Lalu kalian tidak menikah?”
“Tidak”
“Bagaimana kalian lahir?”
“Kami tidak lahir”
“Lalu?”
“Kami tercipta dari cahaya,”

“Jadi kalian tidak berpacaran, berciuman, menikah dan mempunyai anak?” Kyuhyun sungguh tak percaya.

“Benar”
“Kenapa?”

“Karena kami bukan manusia, makhluk yang berbeda kewajiban dan tugas,”

“Jadi kau tidak pernah merasakan ciuman?”
“Eoh”

Mereka saling bertatapan mata dan terdiam lagi. Entah dorongan dari mana Kyuhyun mendekatkan wajahnya ke Jiyeon, Kyuhyun menutup matanya. Perlahan hidungnya merasakan pipi Jiyeon dan bibirnya mengecup bibir Jiyeon. Jiyeon diam tak tau apa yang ia rasakan saat ini. Kyuhyun melepas ciumannya hingga terdengar suara decapan yang ditimbulkan oleh kedua bibir mereka yang bersentuhan.

Jiyeon masih menatap mata Kyuhyun dengan datar. Kyuhyun panik seketika, ia kembali menonton ke layar, berusaha untuk tenang. Tapi ia tidak bisa, Kyuhyun pun beranjak dari sofa lalu berjalan keluar dari ruangan tetapi di tengah perjalanan ia kembali turun mengambil popcronnya.

“Mianhae” ujarnya canggung lalu Kyuhyun menonton di sofa paling kanan jauh dari tempat Jiyeon.

Kyuhyun memakan lahap popcronya, Jiyeon memnadang wajah Kyuhyun yang panik kemudian berlalih memandang layar. Giliran Kyuhyun yang menoleh kearah Jiyeon, segaris senyuman tersipu malu yang manis muncul dari wajah Kyuhyun.
.
.
D-1 menjelang pulihnya Kyuhyun. Hari ini mereka berada di rumah sakit tempat tubuh Kyuhyun dirawat. Mereka berdua duduk di sofa tiba-tiba hyomin muncul dihadapan mereka, lantas mereka berdua beranjak dari tempat duduk. Ini pertama kalinya ia melihat malaikat pencabut nyawa selain Jiyeon.

“Sunbae-nim” ujar Jiyeon.
“Dia sunbae mu?” Tanya Kyuhyun terkejut.
“Sunbae sekaligus sudara,”
“Oh annyeonghaseyo, saya Cho Kyuhyun,”
“Park Hyomin,”
“Jadi dia roh yang kau urus,”
“Nde”

“Hari ini tugas terakhir kita, kau sudah baca death note milik mu?”

“Sudah,”

“Kalau begitu beberapa menit lagi kita harus mencabut nyawa terakhir,”

“Nde,”
Hyomin dan Jiyeon bergerak menuju ruang ICU di ikuti Kyuhyun dari belakang.

“Jadi siapa yang kau cabut nyawanya?”
“Pendonor hati dan ginjal pada mu,”

Pintu ICU mereka tembus begitu saja. Dan mereka bertiga menyasikan operasi sambil menunggu ajal. Yang mendonorkan hati dan ginjalnya adalah seorang wanita dewasa. Kini ajal wanita itu tiba Jiyeon berdiri di depan Kyuhyun sedangkan Hyomin dalam proses mengeluarkan clavis.

“Boleh aku tau siapa yang mendonorkan hati dan ginjalnya pada ku?”

“Ibu mu”
“Ibu siapa?”

“Cho Jae In,” Jiyeon menyebutkan nama ibu Kyuhyun.
“ . . . . . !”

Kyuhyun terkejut, ia melihat wajah wanita yang mendonorkan dari tempat ia berdiri. Dan benar wajah itu milik ibunya. ia berlari kearah Hyomin tapi sayang terhambat oleh prisai yang Jiyeon keluarkan. Priasi itu seperti kaca berbentuk balok yang mengurung Kyuhyun. Kyuhyun berusaha menghantam prisai berharap dapat hancur dan menghentikan Hyomin mencabut nyawa ibunya.

“Kuemanhae!! Keuman keuman!! Jebal .. . . aku memohon padamu … tolong hentikan!!!” rontanya didalam prisai.

Tapi mereka berdua tidak bisa menghentikanya karena sudah tertulis.

“Kumohon biarkan saja saya mati!!!”
“HENTIKAANNN!!!!” teriaknya tak jera.
“Hajimaaa !! Hajimaaaa !! Hajimaaa!! Jebalyo!”

Detak jantung di monitor kian melemah. Nyawa sang ibu akan tercabut oleh Hyomin.

“Omma!! Ommaaa Ommaaaa Ommaaa!!!”

“Omma kajimaaaa . .. . jangan tinggalkan aku ommaaa!! Kajimaaaa ommaaa!”

“Apa yang kalian lakukan aku memilih mati, kenapa kau masih mencabut nyawa ibu ku!!”

“Kami tidak bisa menuruti keputusan mu”
“Wae!!”

“Itu hanya berlaku di alam pertama, jika roh turun ke duniawi maka permintaan mereka tidak dapat dituruti,”

“Kenapa kau tidak bilang!!”
“Kita tidak akan bilang jika tidak ditanya”

“Ommaa!!” Kyuhyun pun berlutut didepan Jiyeon. “WARGH!!!! KEMBALIKAN IBU KU!!! ARGHH AAA!! OMMA!!! OMMA!!”

Selesai mencabut nyawa mereka pergi kealam pertama sedangkan di dunia hati dan ginjal milik ibu Kyuhyun segera di alih kan ketubuh Kyuhyun. Para dokter melakukan operasi selama 7 jam menganti hati dan ginjal, proses operasi berhasil. Hanya menunggu sampai Kyuhyun tersadar. Kini di dunia Kyuhyun menjadi anak yatim piatu.

Kyuhyun yang di dunia lain memasuki sebuah pintu yang menuju kehidupan. Dia tak bertemu Jiyeon disana. Ia lupa apa yang terjadi di dunia saat pindah kedunia itu.

3 kemudian Kyuhyun tersadar. Matanya masih tidak focus melihat. Saat matanya sudah jelas melihat dan menggerakan sedikit tubuhnya, ia melihat dokter disekelilingnya, dokter menggunakan senter untuk merespon kornea mata Kyuhyun. Dan Kyuhyun memberikan respon baik. Ia sadar.

Dan Kyuhyun tak sengaja ingat kejadian dimana ibunya mendonorkan hati dan ginjalnya. Kyuhyun memaksa tubuhnya bangkit, para dokter dan suster panik, mereka berusaha mencegah Kyuhyun. Dengan tenaga seadanya ia meronta-ronta. Kyuhyun melepas paksa jarum impusnya hingga kulitnya sobek dan mengeluarkan darah. Semua benda yang menempel padanya ia berusaha melepasnya. Dokter dan suster tak mampu mengentikanya alhasil Kyuhyun berlari sempoyongan, ia pusing, sakit, terutama hatinya. Ia ingin mati daripada hidup sendiri di dunia.

Semua orang menjadi takut dan panik melihat kejadian yang dihasilkan Kyuhyun. Dokter mengejar dari belakang, perawat yang tak sengaja lewat membantu menyergap Kyuhyun. Kyuhyun pun berhasil dibekukan, 5 perawat mengunci tubuhnya dan dokter menyuntikan obat bius.. Kyuhyun tertidur. Ia dibawa ke bangsal.
.
.
Seminggu kemudian. Kyuhyun lebih tenang dari sebelumnya. Ia hampir terlihat seperti orang gila. Ia duduk ditaman RS dengan baju pasiaen. Matanya berkantung, ia tampak berantakan. Diam memandang kolam. Seorang dokter yang sudah tua duduk disebelahnya.

“Kau lebih baik sekarang,”
“ . . . . . .”

“Bagaimana pun juga kau masih punya harapan, kau bisa mewujudkan yang kau inginkan, ini bukan akhir hidup. Hidup mu masih panjang, jangan sia-sia kan pengorbanan ibu mu,”

“ . . . . . “
Dokter itu mengeluarkan satu lembar kertas, ia berikan kepada Kyuhyun. Kyuhyun menoleh kearah dokter itu.

“Ini dari ibumu sebelum ia meninggal,” surat itu ia terima. Dokter itu berdiri dan menepuk bahu Kyuhyun lalu meninggalkannya sendiri.

Kyuhyun mulai membaca surat itu.

“Anak ku . . . mianhae,
Maaf membuat mu membenci omma . . maaf omma selalu bertengkar dengan mu. . maaf omma berkerja di klub. .maaf omma tidak ada waktu untuk mu.. maaf omma orang tua yang tidak pengertian, orang tua buruk. Kita hidup tanpa seorang ayah, omma putus asa mencari kerja terpaksa omma berkerja di klub untuk membiayai hidup kita. Tahun lalu omma divonis dokter mengandung kanker otak. Omma sebentar lagi mati. Tapi tiba-tiba kau mengalami kecelakaan. Omma merasa lega karena omma mati dalam keadaan tidak sia-sia, Omma mendonorkan hati dan ginjal pada mu. Jaga lah dengan baik. Hidup lah dengan baik, masa depan mu masih panjang . . tolong nak jangan membuat ommacemas. Saranghae . . anak ku Kyuhyun
Dari omma”

Airmata Kyuhyun membanjiri wajahnya, ia tersendat-sendat berusaha menahan suara tangisan. Saat ia mendongakkan kepala ia melihat Jiyeon berdiri didepannya. Seperti biasa wajanya datar. Kyuhyun terkejut. Ia beranjak dari bangku.

Jiyeon berjalan kearahnya lalu memeluk Kyuhyun, Kyuhyun membisu. Ketika telapak tangan Jiyeon menepuk punggungnya, tiba-tiba Kyuhyun semakin keras menangis, ia membalas pelukan Jiyeon dan menenggelamkan wajahnya di bahu Jiyeon.

“Mianhae, Kyuhyun”
Kita tidak tau apa yang akan terjadi, yang sudah tertulis tak bisa di hapus tapi kau bisa menulisnya lebih baik, karena itu kau tidak butuh penghapus dan tidak perlu menyesali apa yang sudah terjadi.
.
.
.
Tamat

0 komentar:

Copyright © 2014 Nick's Room