Deathly Sister by Nick White
Genre
: PG 16, Romance, Drama, fanfic
Type
: Oneshoot
Author
: Nick White
Poster
: Nick White
Cast
: Park Jiyeon & Hyomin, Cho Kyuhyun [ Super Junior]
Kyuyeon Couple
Disclaimer:
story by Nick Whte and the cast belong to GOD
Copyright
© 2014
DON’T
PLAGIAT
.
.
.
“Nde
sunbae-nim,”
‘…………………’
“Ye”
Yeoja
itu menutup ponselnya.
“Ada
tugas,” Tanya rekan kerjanya.
“Korea
Selatan,” Jawab Hyomin yeoja yang baru saja menutup ponsel.
“…….”
“Kau
sudah selesai Jiyeon?”
“Belum,
tinggal satu nyawa lagi sunbae,”
19:30
L.A. Amerika terjadi kebakaran apartement akibat pendeknya arus listrik,
memakan nyawa 35 jiwa. Mengapa Jiyeon dan Hyomin berada ditempat itu? Apa yang
mereka lakukan? Jawabnya
“Cepat
cabut, kau membuatnya sekarat,” ujar Hyomin datar.
“Saya
sedang melakukannya sunbae,” balas Jiyeon datar.
Jiyeon
berdiri didepan orang yang sekarat. Telapak tangannya mengambang didepan wajah
orang itu. Sebuah garis emas berbentuk lingkaran yang bermotif seperti batik
dengan huruf bahasa gaid keluar dari telapak tangan Jiyeon dan berputar-putar
di atas wajah orang itu, lingkarang itu disebut. Seperti asap diwajah orang
tersebut yang kemudian di hisap lingkaran(dimana adegan sama persis saat
dementor-Harry Potter’ menghisap sari kehidupan manusia bedanya Jiyeon
menggunakan lingkaran gaid untuk menghisap nyawa). Lingkaran itu disebut
Clavis.
Jiyeon
selesai mengambil nyawa, lingkaran itu menghilang.
“Kita
berangkat ke Korea Selatan,”
“Nde,”
Mereka
berdua malaikat pencabut nyawa bersaudara. Mereka sudah melakukannya sekitar
6000 tahun lalu. Mereka juga mengalamai perkembangan, dari bentuk rupa hingga
busana yang mereka kenakan. Tahun awal malaikat pencabut nyawa lebih ke image
seram tak berupa manusia, karena tampak mereka seram manusia ketakutan hingga
melakukan perlawanan kepada malaikat pencabut nyawa. Hal ini juga membuat kerja
mereka semakin sulit. Maka berevolusi lah malaikat, mereka merubah penampilan
mereka. Mereka menggunakan jubah hitam yang panjangnya hingga telapak kaki dan
wajah mereka tertutup bayangan hitam.
Tahun
ke tahun malaikan mengalami perubahan 13 dan tahun 2014 mereka berwujud manusia
modern dengan pengetahuan mode busana. Mau tidak mau mereka mengikuti gaya
manusia yang modern agar pekerjaan mereka mudah. Dan Jiyeon nyaman dengan
perubahannya sekarang, tidak seperti dulu setiap manusia yang ia cabut
melarikan diri bahkan menodongkan senjata hingga membaca mantra aneh.
Satu
hal yang tidak berubah dari mereka yaitu ekpresi mereka, skspresi malaikat
tahun ke tahun tetap saja datar. Mereka tidak bisa menangis, tertawa dan marah.
Sedikit pun jika mereka senang senyuman tidak akan keluar. Karena itu mereka
tidak bisa jatuh cinta?
.
.
.
.
Korea
Selatan 6:21 AM Gedung dengan 27 lantai. Mereka berdua berdiri di atas gedung
saling menatap satu sama lain. Udara cukup dingin dan angin cukup kencang. Tapi
mereka tidak merasakannya.
“Seminggu
kita punya 34 jiwa yang harus kita ambil,” ujar Hyomin.
“Saya
ambil 19 jiwa, sunbae,”
“Kita
berpencar, sampai bertemu 1 minggu lagi di sini dan dijam sama,” setelah
kalimatnya selesai Hyomin menghilang dalam satu kali kedipan mata.
Tinggal
Jiyeon sendiri. Dia mengenakan gaun hitam cukup tipis yang pajangnya selutut
dan bagian kain tangan hingga pergelangan tangan. Wajah Jiyeon sangat datar dan
dingin tapi tidak terlalu pucat. Jiyeon mengenakan sepatu balet merah.
Jiyeon
menunggu matahari terbit, perlahan sorotan dari cahaya matahari berjalan hingga
menyorot wajah Jiyeon. Jiyeon-pun berjalan menuju pembatas gedung, tiba-tiba
dia sudah berada diatas pembatas, ia dapan melihat jalan raya berada
dibawahnya. Jiyeon tanpa piker panjang melopat dari gedung. Di tengah-tegah
gedung ia kembali menghilang menuju tempat kerja.
.
.
Jiyeon
sudah berada di korea selama 3 hai dan hari ini dapat 3 jiwa yang harus
dicabut. Pukul 10:00 AM Jiyeon berada dirumah sakit. Seorang ibu kehilangan
kesadarannya dan tenaga saat melahirkan bayi hingga sang ibu meningeal. Jiyeon
dapat meihat dokter yang berusaha keras menyelamatkan sang ibu daripada sang
ibu. Tapi didaftar Kerja Jiyeon yang akan meninggal adalah sang ibu. Tangan
Jiyeon sudah diatas wajah sang ibu, ia bersiap mengeluarkan clavis. Perlahan
clavis muncul dan mengambang di wajah ibu itu. Mulai lah Jiyeon membaca
mantranya, perlahan sari kehidupan ibu keluar terhisap oleh clavis.
Statistik
jantung sang ibu pada monitor jantung merendah hingga tak menampakan pergerakan
detak jantung lagi. Sang ibu telah meninggal dunia. Jiyeon selesai menghisap
sari kerhidupan. Dokter pun keluar dari ruang operasi untuk memberi kabar
kepada pihak keluarga sedangkan bayi sang ibu selamat. Jiyeon melihat bayi
manusia menangis sedih begitu juga pihak keluarga yang ditinggalkan. Tapi
apalah daya Jiyeon hanya mengerjakan kewajibannya.
Dan
jam 12 siang dia harus mencabut nyawa orang sampai jam 15 sore. Pada jam 12
siang seorang anak kecil harus meninggal dunia karena mengikuti ibunya
menyebrangi jalan tanpa sepetahuan sang ayah. Menurut death note, anak itu
meninggal tertabrak mobil. Sang anak ditabrak mobil dengan kecepatan 120km/jam
yang dikendarai oleh perampok bank yang sedang dikerja oleh sekawanan polisi.
Jiyeon
berdiri santai di atas paggar jembatan penyebrangan jalan. Jiyeon tidak takut
karena berdiri di pagar jembatan tidak membuatnya mati. Dari atas ia bisa
melihat satu keluarga dengan anggota keluarga terdiri dari ayah, ibu dan
seorang anak kecil. Mereka tampak bahagia. Beberapa menit kemudian di jam yang
sudah tercatat pada death note takdir sang anak akan berakhir.
Jiyeon
hanya menunggu hingga kejadian tu terjadi.
Dari
arah sebelah kiri tangga seorang namja berjalan kearah Jiyeon. Namja itu
terkejut melihat Jiyeon berdiri di atas pagar jembatan.
“Yak
apa yang dilakukan yeoja itu?” gumam sang namja.
“Jangan-jangan!?”
Sang
namja menduga Jiyeon akan bunuh diri padahal kenyataanya berbeda dengan dugaan
si namja.
“Yak
hajima hajima hajima!!!” namja itu berusaha berlari menuju Jiyeon mencoba
menhentikan aksi Jiyeon.
Tapi
mobil yang dikendarai perampok telah datang dan sang ibu sudah menyabar. Ajal
sang anak sudah dekat. Disisi lain seorang namja berusaha menyelamatkan Jiyeon.
“Turun!!
Turun!!” teriak sang namja pada Jiyeon tapi Jiyeon tidak tahu.
Cyiiit!!
Suara
rem mendadak namun sang anak telah tertabak. Jiyeon langsung melompat dari atas
mendarat dijalan. Sang anak mengalami gagal ginjal dan tulang rusuk patah,
mengalami pendarahan hebat pada otak.
“Argh!”
sang namja teriak. Ia terkejut melihat Jiyeon melompat, namja itu sudah
berpikir Jiyeon mati.
Namja
itu memeriksa keadaan di bawah. Ia tidak melihat tubuh Jiyeon remuk menghantam aspal
jalan melainkan seorang anak kecil terluka parah tersungkur di jalan. Namja
tersebut bingung bukan main karena iya baru saja melihat yeoja melompat tapi
yeoja itu tidak ada.
“Ya
ada apa ini?” tanyanya pada dirinya sendiri.
Namja
itu segera turun dari jembatan, ia berlari menuju tempat kejadian. Namja itu
melihat beberapa bolisi yang membekukan si perampok sedangan polisi yang lain
mencegah masyarakat mengerubungi anak yang tertabarak. Namja itu benar-benar
terkejut. Ia melihat sekeliling mencari keberadaan Jiyeon. Namja itu berjalan
aga tergesah-gesah mencari Jiyeon dan beberapa menit kemudian ia menemukan
Jiyeon berdiri di halte bus.
Sang
namja kian bingung, kenapa Jiyeon tidak terluka bukanya tadi melompat?
Diam-diam namja itu duduk di kursi halte mengamati punggung Jiyeon dari
belakang. Sang namja mengamati telapak kaki hingga kepala Jiyeon, tidak ada
bercak darah yang keluar. Dan namja itu bertanya kenapa Jiyeon menggunakan
sepatu balet?
.
.
Pada
jam 15 sore seorang siswi yang pulang sekolah akan mengalami serangan jantung
didalam bis yang Jiyeon tunggu. Sudah 3 jam namja dan Jiyeon menunggu. Namja
itu sungguh penasaran hingga rasanya mau mati.
“Jeogiyo”
namja itu berusaha berbicara dengan Jiyeon tapi bukan Jiyeon yang menoleh
tetapi seorang ibu-ibu disebelahnya.
“Ada
apa?” Tanya si ajumma.
“Ah
mianhaeyo, saya berbicara dengan yeoja yang berdiri didepan saya,” jawab si
namja itu.
Ajumma
memandang kedepa tetapi tak seorang pun berdiri apalagi berdiri didepan namja
itu.
“Jeogiyo~
anda tidak sakit?” Tanya si namja kepada Jiyeon.
Orang
disekitar halte memandang si namja dengan tatapan aneh, karena dia berbicara
sendiri. Ajumma yang duduk disebelahnya pun menjaga jarak duduk pada si namja.
“Tadi
saya melihat kau lompat dari jembatan, jembatan itu sangat tinggi apa anda
benar-benar tidak apa-apa?” Tanya namja itu kembali tetapi Jiyeon tidak tau
jika namja itu bisa melihatnya dan mengajaknya berbicara.
Sementara
itu bis yang Jiyeon tunggu datang kian mendekat.
“Saya
rasa anda harus pergi kerumah sakit untuk berjaga-jaga,” namja itu berusaha
melihat Jiyeon dari samping, ia bisa melihat sedikit wajah Jiyeon.
“Wajah
anda pucat sekali,” ujar namja itu terkejut. Bis sebentar lagi berhenti.
Jiyeon
pun berdiri ditengah jalan menghadap bis sambil menunggu bis situ berhenti.
Namja itu terkejut.
“Ya
apa yang anda lakukan?” Tanya namja itu panik.
Bis
itu kian mendekat, sang namja melihat Jiyeon dan bis bergantian.
“Menepi,
bahaya cepat menepi!” ujar namja itu panik, dan semua orang yang menunggu di
halte semakin memandang aneh namja itu.
“Anda
bisa tertabrak!! Jangan bunuh diri!!” seru si namja. Bus itu tinggal beberapa
detik lagi akan menabrak Jiyeon.
“Yaaa!!!”
si namja berlari mengarah Jiyeon.
“Yak!!”
teriak para ajumma dan orang yang berada dihalte, mereka terkejut melihat namja
itu menghampiri bis.
Namja
itu tertabrak bis dan di dalam bis mengalami serangan jantung karena melihat
sopir bis menabrak si namja.
“Ya
Tuhan!” sopir itu panik.
Si
namja mengalami pendarahan hebat di otaknya sedangkan yeoja yang didalam bis
dalam keadaan sama buruknya.
“Ya
Yiseul-ah bangun!!!” teman si yeoja membangukan dirinya.
“Otteokhe!!”
ucap ajumma yang melihat si namja berdarah.
“Cepat
panggil ambulan!” perintah orang yang berusaha menolong si namja.
Didalam
bis tak beda jauh paniknya yang berada dijalan.
Jiyeon
bingung kenapa orang itu bisa tertabrak karena di death note milik Jiyeon yang
meninggal bukan namja melainkan yeoja. Jiyeon hanya bisa menyimpan
pertanyaannya dan menyasikan. Setelah beberapa menit 2 ambulan datang, mereka
mengangkut si namja dan yeoja yang berada di dalam bis menuju rumah sakit. Ikut
masuk kedalam ambulan dimana si namja berada. Jiyeon terus memandangi si namja
hingga sampai ke rumah sakit. Begitu banyak darah yang namja itu keluarkan.
Sesampai
di rumah sakit, si yeoja dan namja dilarikan di ruang ICU. Jiyeon mengikuti
paramedis yang membawa yeoja tersebut karena dicatatannya yeoja itu sebentar
lagi akan mati. Seperti biasa sesampai di ruangan ICU Jiyeon menyasikan proses
penyelamatan oleh para dokter, waktu dikit demi sedikit ajal yeoja tersebut
kian dekat. Jiyeon beraksi untuk mengambil sari kehidupan yeoja tersebut.
Tangan
Jiyeon sudah berada di atas wajah yeoja tersebut, Jiyeon pun mengeluarkan
clavis miliknya. Perlahan-lahan sari kehidupan yeoja tersebut keluar dan
terhisap ke dalam clavis milik Jiyeon. Setelah beberapa menit kemudian sari
kehidupan yeoja tersebut telah habis terhisap dan yeoja tersebut telah tak
bernyawa lagi. Dan suara monitor jantung yang terdengar.
Jiyeon
pun keluar dari rungan ICU. Ia melihat pihak keluarga yeoja menangis apalagi
saat dokter memberitahu mereka bahwa anak mereka meninggal dunia. Jiyeon sudah
menganggap hal ini wajar bagi manusia, Jiyeon terus melanjutkan perjalanannya.
Ditengah-tengah koridor ponsel Jiyeon berbunyi. Jiyeon mengankat ponselnya
sambil berjalan.
“Nde
sunbae-nim” jawab Jiyeon.
‘Dimana
kau, seorang roh berada di dalam alam pertama’
“Saya
tidak ada hubunganya dengan itu, sunbae-nim,”
‘Lihat
kembali di dalam death note dan kemari,’ orang yang menghubungi Jiyeon langsung
menutup ponselnya.
Jiyeon
berhenti dan melihat death note miliknya. Setelah ia membaca kembali takdir
yeoja tersebut ternyata Jiyeon kelewatan sesuatu. Lantas Jiyeon menuju kea lam
pertama. Alam pertama adalah alam dimana tempat roh manusia yang dikumpulkan
saat mereka sedang mengalami koma, alam antara hidup dan mati. Disana mereka
bisa saja meninggal atau hidup kembali sesuai kemauan mereka.
.
.
.
“Dimana
aku?!” Tanya-nya pada dirinya sendiri.
“Halo!!
Apa di sini ada orang?!” teriaknya.
Dia
tidak menyadari jika dia berada di antara hidup dan mati, alam pertama. Disana
dia terus berjalan memandangi alam sekitar yang hanya ada langit biru dan
hamparan padang rumput yang luas. Tidak ada pohon bahkan tak berujung, luas dan
hampa.
“Yak
ada orang tidak!?” teriaknya lagi.
“Siapa
saja tolong!!” namja itu terus berjalan.
Sekian
lama ia berjalan akhirnya dia duduk di atas rumput.
“Ya
michinkatda, berapa luas tempat ini~ … dimana aku sebenarnya . . . “
“Tolong
aku!!!” teriaknya lagi.
Jiyeon
pun mucul dalam kedipan mata di hadapan si namja. Namja itu terkejut melihat
kedatangan Jiyeon yang tiba-tiba.
“Omo!”
seru si namja.
“Siapa
anda? Bagaimana ada bisa muncul seperti itu? Jangan-jangan anda hantu!?” Tanya
si namja ketakutan.
“Bukan”
jawab singkat Jiyeon.
“Lalu
bagaimana anda bisa muncul dengan seperti itu?” Tanya si namja yang masih
ketakutan.
“Saya
malaikat pencabut nyawa” jawab Jiyeon datar.
“Kenapa
kau tidak punya sayap dan dimana arit yang digunakan untuk mencabut nyawa?”
“Kita
tidak lagi menggunakan sayap lagi sejak 1000 tahun yang lalu,”
Namja
itu berdiri dan memandangi Jiyeon.
“Berarti
saya mati!?” ujarnya terkejut, “masih banyak yang ingin kulakukan, aku ingin
menjadi actor, mempunyai istri seorang penyanyi dan memiliki anak 3. Dua
laki-laki dan satu perempuan. Kenapa saya mati di umur muda!!” namja itu
frustasi.
“Kau
belum mati.”
“Jinjja?”
mendengar itu namja tersebut diam menjadi tenang.
“Kau
belum mati.”
“Syukurlah!!!
Berarti impian ku masih bisa ku tepati!” ujarnya lega.
“Ngomong-ngomong
dimana kita sekarang, tempat apa ini?” imbuh si namja.
“Alam
pertama,”
“Alam
pertama?”
“Alam
tempat roh yang di dunia sedang mengalami koma.”
“Mwo!?
Jadi saya sedang koma?” namja itu kembali terkejut.
“Nde,”
“Waeyo
…. Wae saya bisa koma?!”
“Pada
pukul 15:24 sore kau tertabrak bis karena berusaha menolong ku.”
“Menolong
anda?” namja itu seperti ingat sesuatu.
Namja
itu berusaha mengingat kejadian saat di dunia. Ia memandang Jiyeon dari atas
kebawah, ia melihat sepatu balet Jiyeon. Ia seperti pernah melihat sepatu itu.
“OKH!!”
dan namja itu ingat, “anda orang yang melompat di jembatan lalu hamper
tertabrak bis lalu… lalu …” namja itu berhenti untuk berpikir sejenak,
“ternyata orang yang saya tolong adalah malaikat dan malah saya yang tertabrak
hingga koma . . . uwah. . . bodohnya aku~”
“
. . . . . “
“Lalu
apa yang kita lakukan disini?”
“Kau
punya dua pilihan yang harus kau pilih,” tiba-tiba muncul dua kain di tangan
Jiyeon, tangan kanan membawa kain berwana abu-abu dan tangan kiri membawa kain
crem.
“Saya
harus memilih kain ini,”
“Pilihan
kau akan menentukan segalanya,”
“Hidup
atau mati?”
“Benar”
Namja
itu memandangi kedua kain tersebut.
“Bisakah
anda memilihkan kain itu untuk saya,”
“………”
kain yang ada di tangan Jiyeon menghilang.
“Okh?
Apa yang terjadi? Saya akan mati?” Tanya-nya panik.
“Tidak,
anda akan tetap hidup,”
“Ahh
aku memilih dengan baik…. Untung . . . untung . . . “ , “Lalu apa yang terjadi
selanjutnya?”
“Kau
akan menunggu sampai dirimu pulih,”
“Apa
akan lama?”
“Waktu
di sini dan di dunia sangat berbeda,”
“Kata
lain saya bisa hidup semau saya,”
“Nde,”
“Kalau
waktu di dunia, saya akan pulih berapa hari lagi?”
“Empat
hari lagi”
“Apakah
saat saya bangun apa ingatan saya kan hilang?”
“Kau
bisa memutuskannya sendiri,”
“Kalau
begitu jangan hilangkan ingatan saya,”
“…….”
“Apa
saya bisa meminta sesuatu, saya ingin menikmat menjadi roh di dunia, bisa kah?”
“Bisa,”
“Jinjja!?
Uwah daebak! Berbeda sekali dengan drama yang ada di TV,”
“
. . . . . “
“Kalau
begitu saya boleh ikut anda,”
“Nde,”
“Daebak
~ “
“.
. . . “
“Oh
iya, nama saya Kyuhyun, Cho Kyuhyun. Anda?”
“Park
Jiyeon”
“Umur
anda?”
“1.502.836
juta tahun cahaya di dunia, 21 di alam gaib.”
“Daebak~
berapa tahun untuk maknae?”
“Aku
maknae”
“Jinjja
Daebak~ ! Boleh kah saya berbicara in-formal pada anda,”
“Silahkan”
.
.
Mereka
berdua turun ke bumi. Kyuhyun dan Jiyeon berada di rumah sakit dimana Kyuhyun
dirawat. Kyuhyun melihat dirinya sendiri terbaring lemah di kasur.
“Walaupun
koma wajah ku tetap tampan kheee~ “ pujinya pada dirinya sendiri.
“……”
Jiyeon pun pergi berjalan ke suatu tempat.
Kyuhyun
mengikutinya dari belakang.
“Kau
pergi kemana, apa kau akan mencabut nyawa seseorang?”
“Aku
akan melakukannya besok,”
“Lalu
kita pergi kemana?”
“Ke
atap gedung,”
.
.
Mereka
berdua berada di atap gedung apartement. Kyuhyun melihat sekeliling, ia
bertanya-tanya kenapa mereka di atap gedung yang sangat tinggi ini hanya diam
saja menatap pemandangan kota.yang kian gelap.
“Mnn
kenapa kita diam?” Tanya Kyuhyun.
“Menunggu
esok hari”
“Diam
saja hingga besok? Apa semua malaikat melakukan ini, menunggu sampai hari esok
tanpa melakukan hal apapun?” Tanya Kyuhyun tak percaya.
“Aku
bukan manusia, kehidupan kita berbeda karena malaikat tak punya nafsu dan
keinginan,”
“Tapi
kalian boleh melakukan yang apapun kan?” Jiyeon mangguk-mangguk.
“Ini
belum terlalu malam,”
Kyuhyun
berjalan menuju Jiyeon, ia menggandeng tangan Jiyeon lalu menarik Jiyeon menuju
pagar gedung. Ia berdiri di atas pagar bersama Jiyeon. Wajah Kyuhyun sedikit menampakan
raut wajah takut tapi ia keliatan senang, chujin melihat kebawah, benar-benar
sangat tinggi. Chujin dapat melihat mobil yang banyak berjalan di bawah sana.
Bila manusia berdiri di pagar itu pasti akan mati.
Kyuhyun
menoleh ke samping yaitu kearah Jiyeon, Jiyeon berbalik dan menatap Kyuhyun.
Wajah Jiyeon sama sekali tenang dan datar tapi begitu cantik. Kyuhyun terpesona
melihatnya.
“Ehmn,”
suara saat Kyuhyun membersihkan tenggorokannya.
Kyuhyun
tiba-tiba salah tingkah dihadapan Jiyeon, ia mengalihkan pandangannya kebawah.
“Aku
tidak apa-apa kan jika melompat dari sini?” Jiyeon menganggukkan kepala.
Kyuhyun
mengeratkan gengaman tangannya pada Jiyeon. Kyuhyun mengmbil nafas yang saat
ini tidak ia butuhkan dalam wujud roh. Kyuhyun pun melompat sambil menarik
Jiyeon bersamanya.
“Waaaaaaaa!!!!!!”,
“Omma !!! Omma!! WARGHHHHHH!!!”
Kyuhyun
berteriak hingga satu menit hingga ia tersedak. Kyuhyun berusaha membuka
matanya pelan-pelan, pandangan kian menjelas hingga ia berhasil membuka
matanya. Tanah masih jauh di depan mata, mereka jatuh seperti kerta terombang
ambing angin, pelan. Gravitasi tak berlaku pada makhluk gaib.
Kyuhyun
menoleh kearah Jiyeon yang sedang memandanginya sejak melompat dari gedung,
wajah Jiyeon masih tenang dan datar.
“Daebak~”
Kyuhyun
melepas gandengannya, ia mencoba melakukan salto.
“Daebak!”
Ia
melakukan salto 3 kali. Sekarang ia mencoba terbang seperti burung, ia
menepakkan kedua tangannya. Kyuhyun mencoba terbang kekanan dan kiri, ia
terbang bagaikan burung, bebas.
“Yahoooooooo!!
Hahahaha!”
“……….”
“Huu!!!
I belive I can fly!” Kyuhyun pun menyanyi dengan girang.
Setelah
bersenang-senang mereka mendarat pelan-pelan. Orang yang berlalu-lalang tak
melihat keberadaan mereka, tubuh mereka tertembus saat orang berjalan kearah
mereka. Kyuhyun tak henti-hentinya kagum melihat badannya yang ditembus orang.
“Wow
~ jadi seperti ini rasanya ditembus orang,” Kyuhyun meraba-raba tubuhnya lalu
meraba perutnya.
“Aku
ingin makan tapi aku tidak merasa lapar. Kita bisa makan makanan manusia?”
“Malaikat
tidak makan dan tidak minum,”
“Tapi
boleh makan?”
“Eoh,”
“Bagus!
Aku ingin mencoba makan selagi menjadi roh, OKH! Aku tau kita makan di restoran
mahal hahaha! Sudah lama aku ingin makan makanan mahal apalagi gratis, asik!”
Kyuhyun
menggandeng tangan Jiyeon menariknya untuk berlari menuju restaurant yang dekat
dengan gedung apartement disebelah mereka. Sebuah taman yang indah mereka
lalui, kolam renang dan tempat parkir hingga restaurant didepan mata mereka. Kyuhyun
menarik Jiyeon kepintu yang menuju dapur.
Para
koki sedang memasak makanan, terlihat beguti ramai dan banyak makanan. Beberapa
hidangan siap di meja untuk dihantarkan kepada pelanggan. Hidangan utama steak
berserta hidangan pembuka dan penutup, lengakap sudah. Kyuhyun benar-benar
terhiur melihat masakan mahal itu. Ia mencoba memegang sendok yang didepanya
tapi sendok itu tembus, ia mencoba berulang kali hingga akhirnya a mencoba
dengan tangan.
“Wahh!
Aku bisa memegang daging ini!” Kyuhyun memakannya dengan lahap, mulutnya penuh
dengan sisa saus.
Setelah
selesai memakan steak Kyuhyun memakan hidangan pembuka yaitu salad kemudian
memakan dessert, cheese cake.
“Wahaha
enak sekali~” makanan itu oun habis.
Sementara
itu seorang waiter datang untuk mengantar pesanan yang dimakan Kyuhyun. Ia
hanya melihat 3 piring kosong tersaji di meja.
“Hyung!
Mana makananya, disini tidak ada,” teriak si waiter.
“Ada
di meja saji!”
“Jangan
bergura, sekarang tamu kita banyak, mana makanannya!?”
Chef
dapur mendekat ke meja hiding, ia kebingungan melihat piring yang tadinya ada
makananya sekarang menghilang.
“Tadi
perasaan aku sudah menaruhnya disini, aishh!” chef itu kembali ke stand-nya
untuk memasak lagi.
“Cepat
hyung! Dan meja 13 pesan paket menu A!”
“Arraseo!”
mengantarkan hidangan satunya ke meja pesanan.
Sepiring
pasta dan kepiting dihidangkan di meja saji. Dengan cepat Kyuhyun menyambar
makan yang ada di depannya. Pertama ia memakan lahap pasta, setelah habis ia
memakan kepiting. Tiba-tiba ia sadar akan kehadiran Jiyeon, iya benar, Kyuhyun
melupakan keberadaan Jiyeon disampingnya. Jiyeon hanya berdiri disamping Kyuhyun
memandangi kesibukan dapur.
“Kau
tidak mau mencoba makanan?”
“
. . . . . “ Jiyeon diam.
“Cobalah,”
Kyuhyun menodong Jiyeon dengan capit kepiting.
Jiyeon
terlihat berpikir, ia bergantian melihat Kyuhyun dan capit kepiting akhirnya
Jiyeon mengambil capit kepiting lalu menggigit capit kepiting hingga
menimbulkan suara krek. Kyuhyun kagum dengan gigi Jiyeon yang mampun
menghancurkan kerasnya kulit kepiting. Jiyeon memakan semuanya termasuk kulit
kepiting sekaligus, mulut Kyuhyun menganga saking kagumnya. Kyuhyun berusaha
menelan salivanya yang mengganjal di kerongkongan.
“Gimana
rasanya?”
“Tidak
tau,”
“Rasa
seperti itu manusia menyebutnya enak,”
“Enak?”
“Enak,”
Kyuhyun
kembali memberikan Jiyeon sebuah es krim yang tersaji di meja. Kyuhyun memegang
es krim itu dengan tangannya lalu ia berikan kepada Jiyeon, Jiyeon memegang es
krim lalu memasukanya kedalam mulut. Ia menelan utuh es krim itu.
“Gimana?”
“Aku
tidak tau,”
“Itu
namanya es krim, rasanya manis dan dingin,”
“Manis
dan dingin?”
“Manis
dan dingin”
Mereka
memakan semua makan hingga koki dan chef kewelahan membuat makannya yang terus
menghilang, karena mereka restaurant ini menjadi sepi tanpa pengujung. Waiter,
koki dan chef saling menyalahkan satu sama lain. Kyuhyun tertawa melihat
keributan didaput yang disebab kan ulahnya.
Kyuhyun
pun kembali menarik Jiyeon ketempat lain, ia mengajak Jiyeon di pasar malam. Kyuhyun
Nampak bahagia sedangkan Jiyeon tetap dengan ekspresi datar. Kyuhyun memberi
makan Jiyeon ddeoboki, sate ikan, jjajangmyun dan masih banyak lagi makan yang
mereka makan.
“Ddeoboki
rasanya pedas,”
“Pedas?”
“Pedas
seperti ini,” Kyuhyun memeragakan ekpresi kepedasan, “Huhhh haaa haah ~ seperti
itu”
“Huuuh
haa . . “ dan Jiyeon memeragakannya dengan ekspresi datar.
“Sate
ikan rasanya enak seperti,” Kyuhyun lagi-lagi memeragakan ala gaya iklan,
“uwahh massita ^0^ !!”
“Uwah
massita . . . “ tetap datar yang Jiyeon tampakan di wajahnya.
Kyuhyun
memberi Jiyeon kecap asin, “coba kau minum ini,” lalu Jiyeon meminum kecap asin
itu hingga habis.
“Daebak
~ “
“…………”
“Itu
asin, seperti, kha!!!” Kyuhyun memperagakan wajah drep dan Jiyeon menirukanya
dengan ekspresi datar tentunya.
“Wahahhahah
. . . walaupun drep tetap saja datar ahahahha XD !!”
Selesai
makan mereka menuju ke toko baju, Kyuhyun memilih baju dan celana untuknya, ia
memncoba baju yang ia pilih lalu memperlihatkan kepada Jiyeon. Kyuhyun
mengambil 6 baju dan 10 macam celana. Kyuhyun membungkus busananya sendiri, dia
sangat bahagia, kapan lagi ia bisa makan dan mengambil apapun secara gratis
tanpa takut terpenjara.
“Wahaha
ternyata koma tidak buruk,”
“
. . . . .”
“Kau
tidak memilih baju?”
“Tidak,”
“Kau
tidak pernah ganti baju?”
“Tidak
jika akan mengalami perubahan lagi,”
“Kapan
itu terjadi?”
“1000
kalau tidak 1362 tahun sekali,”
“Uwa
~ “ mulut Kyuhyun menganga, “kau harus mencoba baju yang cocok untuk mu, baju
yang kau kenakan bagus tapi kurang cocok dengan wajah mu yang cantik,”
“
. . . . . . “
Kyuhyun
memilihkan baju untuk Jiyeon kenakan, warna yang cerah, pink dan biru muda. Kyuhyun
juga memilihkanya sepatu untuk Jiyeon. Setelah selesai memilih baju, Kyuhyun
mendorong Jiyeon dalam kamar ganti. Jiyeon mencoba semua baju yang Kyuhyun
pilih. Dari sekian pakaian Kyuhyun memilih drees pink dan sepatu putih. Jiyeon
terlihat manis dengan warna cerah walaupun wajahnya tetap datar.
“Wah~
yeoppotda ~ “
“
. . . . . . . . “
“Saat
kau mendengarkan kata pujian, yeoppotda, manusia akan bilang terimakasih. Cobalah
kau mengucapkan terimakasih,”
“Gomawo”
“Nah,
begitu hahaha”
Selesai
bersenang senang mereka kembali ke rumah sakit menyimpan baju yang tadi ia beli
di lemari untuk ia pakai setelah ia pulih dari koma, kemudian mereka pergi ke
Apartment. Kyuhyun mengajak Jiyeon untuk tinggal di kamar daripada diam tak
melakukan apa-apa di atap. Mereka masuk kedalam kamar yang paling mewah,
ruangan itu sangat luas dan mempunyai dua kamar. Perabotannya pun sangat
lengkap. Selama hidupnya Kyuhyun baru merasakan kemewahan.
Kyuhyun
sibuk berkeliling di ruangan, memeriksa kamar tidur, dapur, kamar mandi dan
ruangan lainnya. Akhir dari tour Kyuhyun duduk di sofa sambil memeriksa chanel
TV sementara itu Jiyeon sejak masuk ruangan hanya berdiri dan diam memandang
padangan kosong kedepan. Kyuhyun tersadar jika ia di sini bersama Jiyeon, ia
menoleh kearah Jiyeon yang terdiam kaku.
“Duduklah
Jiyeon,”
“
. . . . . . “ Jiyeon tetap diam.
Kyuhyun
pun menarik tangannya menuju sofa lalu mendorong pelan tubuh Jiyeon untuk duduk
di sofa. Jiyeon duduk mengahadap tv, tubuhnya masih terlihat kaku, ia duduk
dengan tegak seperti murid yang sedang terkena hukuman.
“Duduk
lah dengan santai,”
“
. . . . . . “ tapi tetap saja terlihat kaku.
“Emn
disini ada dua kamar silahkan pakai yang mana,”
“.
. . . . . . . “
“Dua-duanya
bagus, kau pilih saja yang kau suka,”
“
. . . . . . . . “
“Kau
tidak tidur?”
“Kami
tidak tidur dan tidak bisa lelah,”
“Kenapa?”
“Karena
kita beda,”
“Emnn
. . . . walaupun aku juga tidak mengantuk tapi aku ingin tidur, karena tidur
sangat menyenangkan apalagi bangun tidur sepuasnya. Hidup manusia melelahkan
banyak masalah maka dari itu manusia butuh tidur. Manusia hanya bisa tidur puas
saat liburan, apa kalian punya hari libur?”
“Tidak,”
“Perkerjaan
kalian tidak ada hentinya?”
“Eoh,”
“Uwah,
kalian punya jadwal kerja?”
“Tidak,”
“Lalu
jika ada nyawa yang harus di cabut kalian tau dari mana?”
“Death
note,”
“Death
note?! Daebak! Jadi kalian menulis nama orang yang akan kalian cabut di death
note?”
“Tidak,”
“Lalu?”
“Kita
membaca takdir manusia lalu menunggu ajal tiba, setelah kejadian terjadi baru
kita ambil sari kehidupan menggunakan clavis,”
“Apa
itu clavis,”
“Pengikat
jiwa,”
“Daebak”
Mereka
berbincang sangat lama. Kemudian Kyuhyun memutuskan untuk tidur di kamar
meninggalkan Jiyeon yang duduk sendiri sambal memandang tv yang sedang menyala.
Jiyeon tak begitu tau maksud dan tak paham apa yang ia tonton. Ia melihat
iklan, video klip kpopo bahkan drama ia tonton hingga pagi, pikiranya kosong
sama sekali tak merasakan apapun seperti mendengarkan pelajaran yang susah.
Masuk ketelinga kanan tapi terlontar keluar.
Di
kesunyian ponsel miliknya berdering. Jiyeon mengangkat ponselnya.
“Nde
sunbae-nim”
‘Kau
sedang mendapat kasus pintu satu?” Tanya hyomin.
“Nde~”
Yang
dimaksud kasus pintu satu adalah kasus disaat malaikat mendapatkan pekerjaan
mengurus roh manusia yang berada di alam pertama. Kasus ini baru pertama kali
Jiyeon lakukan.
‘Tinggal
3 hari lagi aku selesai, aku bisa membantu mu,’
“Gamsahamnida,”
.
.
.
D-3
menjelang pulih Kyuhyun. Hari ini Jiyeon mencabut nyawa 5 orang. Mereka berdua
berpindah tempat dari Daegu ke Busan lalu berada di Seoul ke Incheon dan
terakhir ke Seoul lagi. Dalam perjalanan mereka menggunakan transportasi ini
semua usul dari kemauan Kyuhyun yang mendambakan naik pesawat tanpa membayar,
karena saat menjadi roh kapan lagi akan menikmati fasilitas mewah sepuasnya.
Kyuhyun
bingung pertama kali menunggu ajal manusia, ia hanya diam bersama Jiyeon
berjam-jam di tepi jalan saat di Seoul. Saat ajal manusia tiba, Kyuhyun
terkejut melihat peristiwa yang mencabut nyawa manusia. Ia melihat seorang
kakek terjatuh dari gedung saat membersihkan kaca, banyak darah yang keluar dan
tulang-tulangnya patah seketika. Semua orang yang melihatnya histeris
ketakutan, salah satu orang berusaha menyelamatkan dan menghubungi ambulan.
Jiyeon
mendekat ke tempat kakek itu jatuh disusul Kyuhyun. Kyuhyun berdiri
disampingnya lalu mengeluarkan clavis dari tangannya, Kyuhyun tercenga melihat
penampakan pertama saat malaikan mencabut nyawa manusia. Apa lagi saat melihat
sari kehidupan manusia itu muncul dan terhisap kedalam clavis.
“Uwah
wah ~ jadi itu namanya clavis . . . “
Jiyeon
pun selesai mengambil nyawa kakek itu kemudia ia berjalan meninggalkan tempat, Kyuhyun
menyusulnya dari belakang.
“Uwah
tadi keren sekali, seperti dementor tapi caranya beda”
“
. . . . . . . “
“Lalu
kemana roh itu dibawa?”
“Ruang
persidangan,”
“Apa
yang mereka lakukan disana?”
“Mereka
akan ditontonkan dari masa ia dilahirkan sampai meninggal, lalu diadili,”
“Uwaahhh
. . . daebak jinjja daebak ~”
“
. . . . . . “
“Sekarang
kita pergi kemana?”
“Busan”
“Jalan
kaki?”
“Teleport”
“Aku
punya ide bagus dari pada menggunakan teleport,”
Dan
mereka berdua naik persawat di kelas satu.
“Ini
rasanya !! Ini rasanya hahahahaha ! “ Kyuhyun kegirangan.
.
.
Sesampai
di Busan mereka berdua berada di rumah sakit untuk mencabut nyawa seorang anak
penderita kanker, lagi-lagi Kyuhyun menyasikan tontonan yang memukau dan
memilukan. Kyuhyun sedikit pilu saat melihat orang tua si anak menangis saat
tau anaknya meninggal dunia. Bagaimana pun juga itu sudah tertulis di death
note dan tidak bisa di rubah.
Dari
Busan mereka menuju Seoul. Tiba pukul 11 di tempat sungai Han, aka nada seorang
namja yang melompat dari jembatan untuk bunuh diri dengan menenggelamkan diri.
Mereka berdua menunggu namja itu lompat. Saat si namja melompat kedalam sungai,
si namja membiarkan air memasuki paru-parunya hingga ia meninggal. Dan disaat
itu polisi datang mengankat jasadnya. Jiyeon mengambil sari kehidupan si namja
di kapal penyelamat.
Dan
seterusnya ia mencabut nyawa hingga nyawa terakhir di Seoul. Klub malam pukul
21. Seorang namja mati karena perkelahin didalam klub. Sambil menunggu Kyuhyun
berjoget tak-jelas-gerakannya yang terlihat dia menari seperti robot seiring
irama music DJ.
Tiba-tiba
Kyuhyun melihat ibunya sedang pesta miras bersama namja lain, Kyuhyun berhenti
menari seketika, wajah manapakan betapa ia marah dan benci melihatnya. Semenjak
ayah Kyuhyun meninggal ibu Kyuhyun harus berkerja lebih keras untuk membiayai
sekolah Kyuhyun, ibu Kyuhyun mengambil kerja tambahan sebagai yeoja pendamping
namja yang minum di klub.
Kyuhyun
sudah tau bila ibunya berkerja di klub tapi baru kali ini ia melihat langsung
betapa memalukannya perkerjaan ibunya. Sejak meninggalnya sang ayah hubungan Kyuhyun
dan ibunya menjadi renggang semakin renggang karena pekerjaan ibunya. Hari ini
perasaan benci terhadap ibunya kian bertambah.
Sementara
itu ajal seorang namja tiba, namja itu berkelahi melawan satu orang. Mereka adu
pukul dengan botol minuman, pengunjung klub keluar dari klub karena ketakutan.
Kyuhyun
pun memiliki ide, ia mendekati meja dimana tempat duduk ibunya dan namja lain.
Ia membuat ulah jail. Ia menampar dengan keras namja yang mencium ibunya. PLAK!
“Agrh!
Kau menampar ku!!” bentak si namja pada ibu Kyuhyun.
“Ani
yeobbo~ tangan ku dari tadi memegang kerah mu,” belanya manja.
Kyuhyun
lagi-lagi berbuat ulah, ia menjitak kepala si namja itu, TAK! Lantas namja itu
sontak berdiri menggenggam botol.
“NUGU-YA!”
teriaknya marah.
“Yeobbo
waeguere?” ibu Kyuhyun panik.
Aksi
Kyuhyun tak berhenti disitu, ia kembali menjitak kepala namja tersebut. Namja
itu kesakitan dan mengayun-ayunkan botol kesegala arah.
“Nugu-ya!
Keluar lah tunjukan siapa kau!” tantang si namja yang ketakutan
Kyuhyun
memukul perut si namja hingga tubuh si namja membungkuk, kemudian ia memukul
punggung namja itu hingga tersengkur di lantai. Kyuhyun menendang-nendang perut
si namja hingga namja itu babak belur dan mengeluarkan darah dari mulutnya.
Ibu
Kyuhyun histeris melihat namja yang ia temani tiba-tiba babak belur. Beliau teriak-teriak
minta tolong. Jiyeon yang sedang mencabutnya seseorang melihat Kyuhyun yang
tengah menghabisi manusia.
“Yeobbo
yaaa!!! Yeobbo!!! Tolong … tolong … tolong!! Aaaaaa!!!” teriak ibu Kyuhyuno.
Puas
menghabisi namja itu, Kyuhyun keluar klub menunggu Jiyeon selesai mencabut
nyawa. Tak lama kemudian Jiyeon keluar dan berdiri di depan Kyuhyun. Kyuhyun
langsung menarik Jiyeon ke suatu tempat.
.
.
Mereka
tiba di rumah sakit dimana tubuh Kyuhyun terbaring lemah, Kyuhyun berdiri
disebelah tubunya bersama Jiyeon. Mereka terdiam satu sama lain memandangai
tubuh Kyuhyun, yang terdengar hanyalah suara monitor jantung.
Tubuh
Kyuhyun terpasang dua impus berbeda, didadanya tertempel alat untuk
mengindekasi jantung, dan di wajahnya ia menggunakan alat bantu nafas.
“Menyedihkan
. . . “ ujarnya lemah.
“
. . . . .”
“Kau
terbaring disini dan apa yang ibu mu lakukan, dia bersenang-senang dengan namja
lain di klub. Tak sedikit pun mencemaskan keadaan mu, tak memperdulikan mu yang
sedang sakit. Ibu mu lebih perduli dengan uang . . . namja . . . minuman dan
uang . . . ” ujarnya pada dirinya yang terbaring.
“Menyedihkan
. . . . kau tidak ada artinya lagi untuk ibu mu, kau juga tidak bisa
menghentikan ibu mu. Itu salah mu. Salah mu . . . harusnya kau tak usah lahir
saja, maka kau tidak akan merasakan kesepian seperti ini, bukan?”
“Apa
aku harus mati dan mengubur mimpi ku . . . “
“
. . . . . . . .”
Airmata
Kyuhyun pun tak bisa terbendung lagi, ia meneteskan airmatanya, ia berbalik dan
memeluk Jiyeon. Kyuhyun menyandarkan wajahnya di pundak Jiyeon dan membasahinya
dengan airmata. Kyuhyun menangis hingga tersendat-sendat.
Jiyeon
tak bisa berbuat banyak kecuali diam. Ia tidak tau harus melakukan apa dan ia
juga tidak tau peresaan apa yang terjadi pada Kyuhyun dan dirinya, begitu susah
dipahami bagi dirinya seorang malaikat yang tak memiliki peresaan dan emosi.
“Jika
kau melihat seseorang menangis karena mu atau karena orang lain, tepuk lah
punggung orang itu agar dia tenang,”
“Karena
manusia tak luput dari salah, mereka akan meminta maaf jika menyesal sekalipun
mereka tidak berbuat salah,”
“.
. . . . . ”
.
.
D-2
menjelang pulihnya Kyuhyun.
Hari
ini ada 4 jiwa yang di cabut, seperti biasa mereka berpindah tempat dan selesai
pada pukul 5 sore. Mereka berada di Busan sedang menonton film di bioskop,
tentu saja di tempat kelas 1, tempat mahal dan mewah. Terdapat 3 pasangan
kekasih yang menonton film ditambah roh dan malaikat pencabut nyawa, mereka
menonton di tempat duduk yang berada dibaris tengah. Kyuhyun membawa popcorn
dan soda.
Kyuhyun
dapat menyasikan berbeda dengan Jiyeon, ia menonton tapi tak dapat mengerti apa
yang ia tonton, seperti saat siswa menghadapi ujian matematika. Jiyeon datar
sedangkan Kyuhyun tertawa. Kyuhyun menoleh kearah Jiyeon, tawanya terhenti saat
melihat Jiyeon tetap saja datar tak berekspresi.
“Kau
tidak tertawa atau film ini tidak lucu bagi mu?”
“Aku
tidak tau,”
“Cobalah
tersenyum seperti ini,” Kyuhyun tersenyum memperlihatkan deretan gigi putih
miliknya.
“
. . . . “ Jiyeon mencoba tapi tetap saja tidak bisa.
“Susah?”
“
. . . . “
Kedua
telunjuk Kyuhyun menyentuh kedua sudut bibir Jiyeon, ia menarik kedua sudut
bibir Jiyeon keatas membuatnya tampak tersenyum.
“Katakan
hi . .”
“Hi”
dan wajah Jiyeon seperti orang tersenyum yang dipaksakan.
Mata
Jiyeon menatap Kyuhyun terlalu serius hingga Kyuhyun merasa canggung, Kyuhyun
melepaskan tangannya lalu kembali memakan popcorn. Ia berusaha mengalihkan
pandangannya dari Jiyeon. Tanpa ia sadari Kyuhyun terpukau dengan wajah Jiyeon.
Tiba-tiba
actor dan aktris mereka beradegan ciuman. Soda yang ia minum menyembur dari
mulut Kyuhyun karena saking terkejutnya, kini Kyuhyun tersedak, ia menepuk
dadanya berulangkali.
“Uhuk
uhuk .. uhuk . . .”
Dan
Kyuhyun jadi salah tingkah sendiri. Ia tidak makan tidak minum dan juga tidak
focus menonton film. Ia melirik Kearah Jiyeon. Jiyeon tetap saja datar.
“Emnn
. . “ dehemnya.
“
. . . . . “ Jiyeon menoleh kearah Kyuhyun.
“A-ani
. . “ ujarnya canggung. Jiyeon kembali memandang layar begitu juga Kyuhyun.
“Aku
penasaran . . . apa kalian juga melakukan hal itu?” Tanya-nya ragu. Jiyeon
menoleh kearah Kyuhyun begitu juga Kyuhyun yang menoleh kearah Jiyeon.
“
. . . . . .”
“Apa
kalian berciuman?” Tanya-nya ragu.
“Tidak,”
“Kenapa?”
“Malaikat
tidak bisa jatuh cinta,”
“Lalu
kalian tidak menikah?”
“Tidak”
“Bagaimana
kalian lahir?”
“Kami
tidak lahir”
“Lalu?”
“Kami
tercipta dari cahaya,”
“Jadi
kalian tidak berpacaran, berciuman, menikah dan mempunyai anak?” Kyuhyun
sungguh tak percaya.
“Benar”
“Kenapa?”
“Karena
kami bukan manusia, makhluk yang berbeda kewajiban dan tugas,”
“Jadi
kau tidak pernah merasakan ciuman?”
“Eoh”
Mereka
saling bertatapan mata dan terdiam lagi. Entah dorongan dari mana Kyuhyun
mendekatkan wajahnya ke Jiyeon, Kyuhyun menutup matanya. Perlahan hidungnya
merasakan pipi Jiyeon dan bibirnya mengecup bibir Jiyeon. Jiyeon diam tak tau
apa yang ia rasakan saat ini. Kyuhyun melepas ciumannya hingga terdengar suara
decapan yang ditimbulkan oleh kedua bibir mereka yang bersentuhan.
Jiyeon
masih menatap mata Kyuhyun dengan datar. Kyuhyun panik seketika, ia kembali
menonton ke layar, berusaha untuk tenang. Tapi ia tidak bisa, Kyuhyun pun
beranjak dari sofa lalu berjalan keluar dari ruangan tetapi di tengah
perjalanan ia kembali turun mengambil popcronnya.
“Mianhae”
ujarnya canggung lalu Kyuhyun menonton di sofa paling kanan jauh dari tempat
Jiyeon.
Kyuhyun
memakan lahap popcronya, Jiyeon memnadang wajah Kyuhyun yang panik kemudian
berlalih memandang layar. Giliran Kyuhyun yang menoleh kearah Jiyeon, segaris
senyuman tersipu malu yang manis muncul dari wajah Kyuhyun.
.
.
D-1
menjelang pulihnya Kyuhyun. Hari ini mereka berada di rumah sakit tempat tubuh Kyuhyun
dirawat. Mereka berdua duduk di sofa tiba-tiba hyomin muncul dihadapan mereka,
lantas mereka berdua beranjak dari tempat duduk. Ini pertama kalinya ia melihat
malaikat pencabut nyawa selain Jiyeon.
“Sunbae-nim”
ujar Jiyeon.
“Dia
sunbae mu?” Tanya Kyuhyun terkejut.
“Sunbae
sekaligus sudara,”
“Oh
annyeonghaseyo, saya Cho Kyuhyun,”
“Park
Hyomin,”
“Jadi
dia roh yang kau urus,”
“Nde”
“Hari
ini tugas terakhir kita, kau sudah baca death note milik mu?”
“Sudah,”
“Kalau
begitu beberapa menit lagi kita harus mencabut nyawa terakhir,”
“Nde,”
Hyomin
dan Jiyeon bergerak menuju ruang ICU di ikuti Kyuhyun dari belakang.
“Jadi
siapa yang kau cabut nyawanya?”
“Pendonor
hati dan ginjal pada mu,”
Pintu
ICU mereka tembus begitu saja. Dan mereka bertiga menyasikan operasi sambil
menunggu ajal. Yang mendonorkan hati dan ginjalnya adalah seorang wanita
dewasa. Kini ajal wanita itu tiba Jiyeon berdiri di depan Kyuhyun sedangkan
Hyomin dalam proses mengeluarkan clavis.
“Boleh
aku tau siapa yang mendonorkan hati dan ginjalnya pada ku?”
“Ibu
mu”
“Ibu
siapa?”
“Cho
Jae In,” Jiyeon menyebutkan nama ibu Kyuhyun.
“
. . . . . !”
Kyuhyun
terkejut, ia melihat wajah wanita yang mendonorkan dari tempat ia berdiri. Dan
benar wajah itu milik ibunya. ia berlari kearah Hyomin tapi sayang terhambat
oleh prisai yang Jiyeon keluarkan. Priasi itu seperti kaca berbentuk balok yang
mengurung Kyuhyun. Kyuhyun berusaha menghantam prisai berharap dapat hancur dan
menghentikan Hyomin mencabut nyawa ibunya.
“Kuemanhae!!
Keuman keuman!! Jebal .. . . aku memohon padamu … tolong hentikan!!!” rontanya
didalam prisai.
Tapi
mereka berdua tidak bisa menghentikanya karena sudah tertulis.
“Kumohon
biarkan saja saya mati!!!”
“HENTIKAANNN!!!!”
teriaknya tak jera.
“Hajimaaa
!! Hajimaaaa !! Hajimaaa!! Jebalyo!”
Detak
jantung di monitor kian melemah. Nyawa sang ibu akan tercabut oleh Hyomin.
“Omma!!
Ommaaa Ommaaaa Ommaaa!!!”
“Omma
kajimaaaa . .. . jangan tinggalkan aku ommaaa!! Kajimaaaa ommaaa!”
“Apa
yang kalian lakukan aku memilih mati, kenapa kau masih mencabut nyawa ibu ku!!”
“Kami
tidak bisa menuruti keputusan mu”
“Wae!!”
“Itu
hanya berlaku di alam pertama, jika roh turun ke duniawi maka permintaan mereka
tidak dapat dituruti,”
“Kenapa
kau tidak bilang!!”
“Kita
tidak akan bilang jika tidak ditanya”
“Ommaa!!”
Kyuhyun pun berlutut didepan Jiyeon. “WARGH!!!! KEMBALIKAN IBU KU!!! ARGHH
AAA!! OMMA!!! OMMA!!”
Selesai
mencabut nyawa mereka pergi kealam pertama sedangkan di dunia hati dan ginjal
milik ibu Kyuhyun segera di alih kan ketubuh Kyuhyun. Para dokter melakukan
operasi selama 7 jam menganti hati dan ginjal, proses operasi berhasil. Hanya
menunggu sampai Kyuhyun tersadar. Kini di dunia Kyuhyun menjadi anak yatim
piatu.
Kyuhyun
yang di dunia lain memasuki sebuah pintu yang menuju kehidupan. Dia tak bertemu
Jiyeon disana. Ia lupa apa yang terjadi di dunia saat pindah kedunia itu.
3
kemudian Kyuhyun tersadar. Matanya masih tidak focus melihat. Saat matanya
sudah jelas melihat dan menggerakan sedikit tubuhnya, ia melihat dokter
disekelilingnya, dokter menggunakan senter untuk merespon kornea mata Kyuhyun.
Dan Kyuhyun memberikan respon baik. Ia sadar.
Dan
Kyuhyun tak sengaja ingat kejadian dimana ibunya mendonorkan hati dan ginjalnya.
Kyuhyun memaksa tubuhnya bangkit, para dokter dan suster panik, mereka berusaha
mencegah Kyuhyun. Dengan tenaga seadanya ia meronta-ronta. Kyuhyun melepas
paksa jarum impusnya hingga kulitnya sobek dan mengeluarkan darah. Semua benda
yang menempel padanya ia berusaha melepasnya. Dokter dan suster tak mampu
mengentikanya alhasil Kyuhyun berlari sempoyongan, ia pusing, sakit, terutama
hatinya. Ia ingin mati daripada hidup sendiri di dunia.
Semua
orang menjadi takut dan panik melihat kejadian yang dihasilkan Kyuhyun. Dokter
mengejar dari belakang, perawat yang tak sengaja lewat membantu menyergap Kyuhyun.
Kyuhyun pun berhasil dibekukan, 5 perawat mengunci tubuhnya dan dokter
menyuntikan obat bius.. Kyuhyun tertidur. Ia dibawa ke bangsal.
.
.
Seminggu
kemudian. Kyuhyun lebih tenang dari sebelumnya. Ia hampir terlihat seperti
orang gila. Ia duduk ditaman RS dengan baju pasiaen. Matanya berkantung, ia
tampak berantakan. Diam memandang kolam. Seorang dokter yang sudah tua duduk
disebelahnya.
“Kau
lebih baik sekarang,”
“
. . . . . .”
“Bagaimana
pun juga kau masih punya harapan, kau bisa mewujudkan yang kau inginkan, ini
bukan akhir hidup. Hidup mu masih panjang, jangan sia-sia kan pengorbanan ibu
mu,”
“
. . . . . “
Dokter
itu mengeluarkan satu lembar kertas, ia berikan kepada Kyuhyun. Kyuhyun menoleh
kearah dokter itu.
“Ini
dari ibumu sebelum ia meninggal,” surat itu ia terima. Dokter itu berdiri dan
menepuk bahu Kyuhyun lalu meninggalkannya sendiri.
Kyuhyun
mulai membaca surat itu.
“Anak
ku . . . mianhae,
Maaf
membuat mu membenci omma . . maaf omma selalu bertengkar dengan mu. . maaf omma
berkerja di klub. .maaf omma tidak ada waktu untuk mu.. maaf omma orang tua
yang tidak pengertian, orang tua buruk. Kita hidup tanpa seorang ayah, omma
putus asa mencari kerja terpaksa omma berkerja di klub untuk membiayai hidup
kita. Tahun lalu omma divonis dokter mengandung kanker otak. Omma sebentar lagi
mati. Tapi tiba-tiba kau mengalami kecelakaan. Omma merasa lega karena omma
mati dalam keadaan tidak sia-sia, Omma mendonorkan hati dan ginjal pada mu.
Jaga lah dengan baik. Hidup lah dengan baik, masa depan mu masih panjang . .
tolong nak jangan membuat ommacemas. Saranghae . . anak ku Kyuhyun
Dari
omma”
Airmata
Kyuhyun membanjiri wajahnya, ia tersendat-sendat berusaha menahan suara
tangisan. Saat ia mendongakkan kepala ia melihat Jiyeon berdiri didepannya.
Seperti biasa wajanya datar. Kyuhyun terkejut. Ia beranjak dari bangku.
Jiyeon
berjalan kearahnya lalu memeluk Kyuhyun, Kyuhyun membisu. Ketika telapak tangan
Jiyeon menepuk punggungnya, tiba-tiba Kyuhyun semakin keras menangis, ia
membalas pelukan Jiyeon dan menenggelamkan wajahnya di bahu Jiyeon.
“Mianhae,
Kyuhyun”
Kita
tidak tau apa yang akan terjadi, yang sudah tertulis tak bisa di hapus tapi kau
bisa menulisnya lebih baik, karena itu kau tidak butuh penghapus dan tidak
perlu menyesali apa yang sudah terjadi.
.
.
.
Tamat
0 komentar:
Posting Komentar